Porang Makin Dikembangkan Sebagai Tanaman Sela Kebun Singkong

Porang yang ditanam di sela-sela singkong dan berkembang dengan cukup baik.

Bogor, Agrifood.id – Daya tarik porang terus menarik perhatian banyak pihak di seluruh Indonesia. Tanaman yang sejatinya berada di bawah naungan itu mulai dibudidayakan secara meluas di sejumlah lahan petani. Salah satunya di sela-sela tanaman singkong seperti yang dilakukan praktisi usaha porang Asep Ridwan yang akrab dikenal dengan Kang Abey di Desa Cijujung, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

“Porang itu prinsipnya adalah berada di bawah naungan dari tanaman induk apa saja, selama tidak mengganggu pertumbuhan umbinya. Keberadaan umbi porang itu kan tidak terlalu dalam, jadi bisa dipadukan dengan beberapa tanaman lainnya,” ujar Kang Abey yang telah mengembangkan porang di Bogor sejak 2018 lalu.

Baca : Industri Makanan dan Minuman Rumahan Harus Punya Sertifikat SPP-IRT

Sekalipun baru, Kang Abey sebenarnya sudah melanglangbuana selama lebih dari satu dekade untuk mengembangkan porang di beberapa kawasan Timur Indonesia. Mulai dari Nusa Tenggara Timur (NTT), Nusa Tenggara Barat (NTB), hingga Sulawesi dan Maluku. Sebelumnya, Kang Abey malah mendapatkan pasokan porang dari negara tetangga, Timor Leste. Aktivitas itu dijalankan karena Kang Abey juga sebenarnya praktisi dalam budidaya dan usaha rumput laut.

Kang Abey tengah menjelaskan budidaya porang kepada aggota Koperasi Mitra Andalan Sejati (KopiMAS) di Bogor, belum lama ini.

Dikatakan, tanaman porang tidak sulit untuk dibudidayakan dan sebenarnya sudah akrab dengan masyarakat desa. Berkat kegigihan Kang Abey, tanaman yang tadinya dianggap liar dan tidak berharga, kini semakin banyak dikembangkan masyarakat.
“Mereka merasakan betul manfaat dari tanaman yang tadinya tidak berharga, lalu kami beli dengan harga yang wajar,” kata pendiri CV Kebula Raya Bestari (KRB) ini mengisahkan para petani di Pulau Adonara, NTT.

Setelah lama bermitra dengan petani di perantauan, Kang Abey lalu bertekad mengembangkan porang di tanah kelahirannya, Bogor. Tidak mudah untuk meyakinkan warga Bogor agar akrab dengan porang. Selain di lahan baru dengan naungan secukupnya, Kang Abey juga mencoba porang di sela-sela kebun singkong.

Baca : Wisata Singkong Sentul, dari Olahraga Santai hingga Paham Tapioka dan Onggok

“Ketinggian dan iklim di Bogor relatif cocok. Ini juga agar para petani singkong mempunyai penghasilan tambahan yang selama ini hanya mengandalkan singkong,” jelasnya.

Selain di kebun singkong, porang juga sudah dibudidayakan sebagai tanaman pekarangan dan ternyata semakin memperindah taman di perumahan. Tidak hanya itu, porang yang berusia diatas 2 tahun pun bisa berpadu dengan tanaman lain sekaliupun ditaruh dalam pot besar.

Porang yang menghiasi pekarangan rumah.

Beberapa perumahan sudah mengembangkan 3-10 tanaman porang di pekarangan. Namun, bagi yang ingin melihat 2.500an tanaman porang di pekarangan, maka bisa mengunjungi rumah Frans Tsai, dokter jebolan Swiss yang juga grand master senam energi Chikung. Sesepuh dalam sejumlah urusan kemasyarakatan ini malah terpikat dengan porang sejak bertemu Kang Abey di Alor, NTT beberapap tahun silam.

Baca : Porang, Primadona yang Bisa Membuat Pekarangan Semakin Indah

“Ini menarik sebagai hobi dan semoga bisa dikembangkan masyarakat lainnya. Silahkan datang melihat tetapi saya batasi menerima kunjungan karena kita harus patuh pada protokol kesehatan agar pandemi bisa berakhir,” ujar Frans yang pernah menjadi anggota DPR RI ini, akhir Januari lalu. [AF-02]

agrifood.id || agrifood.id@gmail.com

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*