Jakarta, Agrifood.id – Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Masyarakat Singkong Indonesia (MSI) menggelar musyawarah nasional ke-3 di aula Ditjen Pangan, Kementerian Pertanian, Jakarta, Rabu (11/3). Munas didahului dengan focus group discussion (FGD) dan membahas beberapa hal penting dalam pengembangan singkong (ubi kayu) di dalam negeri.
Dalam munas tersebut, sosok Arifin Lambaga dipilih seluruh peserta secara musyawarah untuk menjadi Ketua Umum DPN MSI periode 2020-2025. Arifin yang menggantikan Suharyo Husen itu merupakan pelaku usaha dalam industri pangan dan standarisasi. Selain Arifin, dua nama yang sempat muncul adalah dua peneliti senior yakni Prof Dr Enny Sudarmonowati dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan Prof Dr Achmad Subagio dari Universitas Jember. Enny dan Subagio juga cukup lama menggeluti penelitian dan pengembangan singkong dalam negeri.
Sebagai Ketua MSI yang baru, Arifin bertekad mengembangkan singkong Indonesia agar semakin banyak diproduksi dan diolah menjadi berbagai produk turunan. Hal itu untuk memenuhi kebutuhan pangan dan sektor industri atas tepung singkong atau produk turunan lainnya. Di sisi lain, sekaligus meningkatkan ekspor produk olahan singkong.
Baca : Ikan Asin Berformalin dari Pasuruan Menyebar ke Jatim dan Jateng
“Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat lokal dan sekaligus memperluas ekspor, berbagai produk turunan singkong itu harus mempunyai standard dan kualitas yang bagus.” jelas Arifin yang juga Presiden Direktur PT Mutuagung Lestari.
Baca: Jadikan Singkong Sebagai Komoditas Strategis
Dia berharap semua pihak semakin serius memberi perhatian pada singkong karena mempunyai potensi yang besar.
Dalam sejumlah kesempatan, Suharyo Husen yang memimpin MSI selama lebih dari satu dekade selalu menegaskan pentingnya pengembangan singkong untuk kesejahteraan masyarakat pedesaan. Konsep pengembangan kluster, produksi dan pengolahan dalam jumlah besar itu membutuhkan dukungan dari semua pihak, terutama pemerintah dan pelaku usaha.
FGD yang digelar MSI dihadiri oleh beberapa nara sumber, seperti Prof Dr Enny Sudarmonowati, Prof Dr Achmad Subagio, dan Gatut Sumbogodjati selaku Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan dari Kementerian Pertanian lalu Prof Wani Hadi Utomo yang juga Project Leader Kerja Sama Balitkabi-Universitas Brawijaya, dan CIAT. Sedangkan Dr Suwandi selaku Dirjen Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian yang sedianya dijadwalkan membuka acara tersebut ternyata berhalangan hadir.
Ada beberapa rekomendasi yang dihasilkan dari FGD tersebut, salah satunya mendorong pemerintah untuk menetapkan singkong sebagai pangan strategis dalam memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia..[AF-03]
agrifood.id // agrifood.id@gmail.com
Be the first to comment