Jakarta, AF – Setelah tidak diperhatikan selama beberapa dekade, pemerintah akhirnya mulai melirik potensi rempah Indonesia yang sangat berlimpah. Kementerian Pertanian menyiapkan bibit unggul untuk ketersediaan rempah-rempah senilai Rp 2 triliun pada tahun 2018.
“Kita bangkitkan komoditas yang strategis untuk ekspor, seperti dulu daerah rempah-rempah. Rempah itu seperti, merica, pala, lada, cengkih, kakao, kami siapkan bibit senilai Rp2 triliun pada 2018, mudah-mudahan ada tambahan lagi,” kata Menteri Pertanian Amran Sulaiman di Jakarta, Selasa (30/5).
Dikatakan, daerah-daerah penghasil rempah seperti Maluku dan sekitarnya akan didorong untuk dijadikan daerah penghasil rempah-rempah kualitas ekspor.
Seperti diketahui, Indonesia memiliki kekayaan rempah luar biasa yang membuat bangsa-bangsa lain berdatangan jauh sebelum zaman Majapahit. Cengkeh, pala, lada, vanila dan kina adalah komoditas rempah andalan yang sayangnya kini mengalami penurunan. Lada Indonesia pernah menjadi nomor satu di dunia, namun kini kalah dibandingkan Vietnam. Sebagaimana komoditas lainnya seperti udang, Vietnam sebenarnya belajar menanam lada dari Indonesia.
Rempah merupakan kelompok tumbuhan yang mempunyai rasa dan aroma yang sangat kuat dan juga baik untuk pengobatan. Sebelumnya rempah juga merupakan komoditas ekspor terbesar setelah udang, ikan dan kopi.
Dewan Rempah Indonesia (DRI) memperkirakan jumlah komoditas rempah dan herbal di Indonesia sekurang-kurangnya ada 7.000 jenis dan sebagian besar belum dibudidayakan, hanya tumbuh liar di alam bebas.
Sementara itu terkait jagung, Amran menegaskan tahun 2017 tidak ada impor jagung yang biasanya menembus 2 juta ton. Kalau ditambah anggaran pada APBN-P, rencana tahun 2019 ke depan akan swasembada bawang putih, sedangkan rencana awal tanpa adanya tambahan akan tercapai sekitar lima sampai 10 tahun ke depan. [AF-03]
Be the first to comment