Pengawasan Pangan Olahan, BPOM Pakai Aplikasi “Ayo Cek Klik”

Kelor dan madu yang sudah diolah.

Semarang, Agrifood.id – Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) meningkatkan pengawasan pangan olahan melalui kemitraan lintas sektor bersama unsur akademis, dunia usaha dan pemerintah. Hal itu diharapkan dapat mendorong pertumbuhan positif usaha mikro kecil menengah (UMKM).

“Saya mengajak semua pihak untuk bersama bersinergi mendukung strategi perkembangan UMKM di Indonesia, baik melalui pembinaan maupun pengawasan,” kata Kepala BPOM Penny Lukito di Semarang, baru-baru ini.

Dalam bincang-bincang bertema “Melalui Sinergisme Pemangku Kepentingan (Academia-Business-Government) Badan POM Mendukung UMKM Berdaya Saing Menuju Indonesia Maju”, dia mengatakan BPOM turut mendorong kemandirian pelaku usaha.

Sejumlah upaya, kata dia, dilakukan melalui dukungan iklim usaha dengan memberikan bimbingan dan pendampingan agar pelaku usaha termasuk UMKM mampu berdaya saing. Penny mengatakan pengembangan UMKM membutuhkan keterlibatan banyak pihak yang selaras di antaranya unsur akademika, dunia usaha dan pemerintah.

BPOM juga menyelenggarakan Forum Koordinasi Teknis Pengembangan UMKM untuk menyatukan pola pikir, menciptakan kesamaan pandangan dan sinergisme antara para pemangku kepentingan.
Acara dihadiri berbagai instansi antara lain Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait, Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Jawa Tengah, Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan Indonesia, unsur universitas serta para pelaku usaha.
Kegiatan bincang-bincang menghadirkan narasumber Kepala BPOM sebagai wakil pemerintah, Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah, Dekan Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro, Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) dan unsur terkait.

Sementara itu, BPOM diharapkan terus meningkatkan kualitas aplikasi “Ayo Cek Klik” untuk memudahkan masyarakat mengecek produk yang beredar.
“Perbaikan kualitas program atau aplikasi ini (Ayo Cek Klik) terus dilakukan agar memudahkan masyarakat mengecek produk makanan dan obat-obatan yang beredar,” kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulawesi Utara Jenny Karouw di Manado.

Ketika menggunakan aplikasi ini, kata dia, secara langsung masyarakat atau konsumen yang akan memeriksa sendiri produk makanan dan obat-obatan yang beredar di pasaran.
Dikhawatirkan apabila aplikasi ini tidak disempurnakan semisal barang yang di-scan menggunakan barcode tidak ditemukan, maka yang akan dirugikan adalah pengusaha.

Untuk itu, seperti ditulis Antara, semua jenis barang dan obat-obatan yang beredar harus masuk dalam daftar aplikasi sehingga meningkatkan kepercayaan konsumen menggunakan produk yang akan digunakan.

Aplikasi ini, kata Jenny, cukup membantu pemerintah daerah melakukan pengawasan peredaran obat dan makanan. Artinya, pemerintah tidak sendiri dalam melakukan pengawasan tetapi dibantu masyarakat.

Ini salah satu inovasi yang dilakukan pemerintah dalam melakukan pengawasan produk makanan dan obat obatan.
“Ini menjadi program sangat strategis bagi pemerintah untuk bagaimana bisa terpadu melaksanaan kegiatan pengawasan di lapangan bersama-sama dengan masyarakat,” ujarnya. [KP-05]

agrifood.id // agrifood.id@gmail.com

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*