Penjualan Mamin Jelang Natal dan Tahun Baru Hanya Naik 5%

Ilustrasi produksi di pabrik makanan.

Jakarta, AF – Penjualan produk makanan dan minuman (mamin) olahan menjelang Natal dan Tahun Baru 2018 hanya tumbuh 5%, di bawah ekspektasi pelaku usaha dan periode sama tahun sebelumnya sebesar 15%. Pemicunya adalah sebagian masyarakat menahan konsumsi dan terjadi perubahan perilaku belanja masyarakat dari barang konsumsi ke wisata.

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (Gapmmi) Adhi Lukman mengatakan, menjelang Natal tahun lalu, konsumen banyak membeli kue dan sirup untuk dibawa ke kampung halaman dan menikmatinya bersama keluarga besar. Tapi, saat ini, banyak konsumen yang membeli makanan jadi atau mengolahnya sendiri.

“Oleh sebab itu, untuk menjaga penjualan, banyak pelaku usaha yang mendiversifikasi produk mulai dari rasa makanan atau kemasan. Ada juga yang membuat produk ramah kesehatan seperti kadar gula rendah,” papar dia di Jakarta, belum lama ini.

Dia menegaskan, meskipun penjualan mamin naik turun, industri mamin tetap menjadi industri andalan dalam perekonomian. Kontribusi industri mamin terhadap PDB industri manufaktur mencapai 34%. Investasi industri mamin juga besar, yakni Rp 21 triliun untuk penanaman modal dalam negeri (PMDN) dan US$ 1,2 miliar untuk penanaman modal asing (PMA) pada semester I-2017. Selama periode itu, ekspor mamin mencapai US$ 15 miliar.

Sementara itu, data bps.go.id menunjukkan pertumbuhan industri makanan dan minuman di Indonesia cukup baik. Per 2011, industri main mencatatkan pertumbuhan 10,98 persen. Kemudian, berturut-turut 19,33 persen pada 2012, 4,07 persen pada 2013, 9,49 persen pada 2014, 7,54 persen pada 2015, dan 8,46 persen pada 2016.

Angka pertumbuhan industri makanan dan minuman ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan angka pertumbuhan industri pengolahan nonmigas yang rata-rata hanya tumuh 5,83 persen dan rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional pada level 5 persen. Pengembangan industri ini patut lebih didorong karena bisa menjadi alat pemerataan, mengingat banyak melibatkan industri kecil dan menengah di sektor ini hingga ke daerah-daerah.

Sedangkan data dari laman perindustrian.go.id, sektor mamin mendominasi penyerapan tenaga kerja bidang industri, yakni sebanyak 3,3 juta orang atau sebesar 21,34 persen dari 16,6 juta tenaga kerja di bidang industri. Lantas, kontribusi tenaga kerja sektor industri didominasi oleh industri makanan sebanyak 3.316.186 orang atau sebesar 21,34 persen hingga minggu pertama November 2017. [AF-03]

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*