Tumbuh 1%-2%, Industri Minuman Mulai Bangkit

Jakarta – Industri minuman ringan bangkit tahun ini, dengan pertumbuhan 1-2% pada semester I, setelah turun 1% pada 2017. Meski begitu, level pertumbuhan itu masih di bawah sebelum 2014 yang selalu dua digit.
“Belum pulihnya daya beli masyarakat membuat permintaan minuman ringan relatif lesu,” ujar Ketua Umum Asosiasi Industri Minuman Ringan (Asrim) Triyono Pridjosoesilo di Jakarta, belum lama ini.

Menurut dia, pertumbuhan industri minuman semester I-2018 didorong majunya waktu Lebaran dibanding tahun lalu sehingga konsumsi paruh pertama 2018 bisa meningkat. “Meski hanya 1-2%, kami melihat ini cukup positif, mengingat pada tahun lalu kita tidak bisa tumbuh dan bahkan minus. Semoga momentum pada semester I kemarin bisa berlanjut ke depannya,” kata dia.

Triyono mengatakan, event pemilihan kepala daerah (pilkada) dan piala dunia tidak berpengaruh banyak pada pertumbuhan konsumsi minuman ringan di semester I kemarin. “Efek piala dunia di Rusia tidak terlalu besar. Pilkada juga pola kampanyenya sudah relatif berbeda dari tahun-tahun sebelumnya yang lebih banyak menggelar pawai dan pengumpulan massa,” ujarnya seperti ditulis ID.

Di setiap tahun, menurut Triyono, industri minuman ringan menggantungkan pertumbuhan pada dua momen penting, yakni lebaran dan akhir tahun (Natal & Tahun Baru). Hingga akhir tahun nanti, industri minuman ringan diharapkan bisa mencapai pertumbuhan 2-3%.

Dia berharap, pemerintah mau mengeluarkan kebijakan yang mampu mendongkrak daya beli masyarakat. Di sisi lain, pemerintah juga diminta menahan kebijakan yang justru memperberat beban masyarakat seperti kenaikan listrik dan lainnya.

“Kalau itu bisa ditahan, dan banyak digencarkan proyek-proyek padat karya, mudah-mudahan itu dapat mengangkat daya beli masyarakat. Dan itu dampaknya bisa ke industri minuman ringan,” papar dia.

Triyono menjelaskan, pertumbuhan industri minuman ringan sebelum tahun 2014 selalu mencapai double digit, bahkan hingga 20%. “Pada 2014 agak turun, naik lagi sedikit pada 2015, tapi kembali turun. Tahun lalu menjadi yang paling berat bagi kami, karena pertumbuhannya minus 1%,” ujar dia.

Untuk itu, dia melihat, pertumbuhan 1-2% pada semester I ini merupakan titik balik, dan diharapkan berlanjut ke depannya.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*