Waspada Makanan dan Takjil Berbahan Kimia

Ilustrasi penjualan makanan

Jakarta, AF – Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) meminta masyarakat untuk berhati-hati dan lebih selektif dalam memilih pangan selama bulan Ramadan, termasuk takjil. Operasi dan pengawasan ketat oleh BPOM dan sejumlah jajaran terkait dalam sepekan terakhir mentemukan sejumlah kasus yang merugikan konsumen.

Keterangan BPOM menyebutkan intensifikasi pengawasan pangan jelang Ramadan dan Idul Fitri 2017 dilakukan sejak dua pekan sebelum Ramadan hingga satu minggu setelah Lebaran. Disebutkan bahwa sejumlah daerah ditemukan beberapa kasus seperti pangan olahan tanpa izin edar (TIE), kadaluwarsa, dan rusak selama distribusi. Belum lagi pemanfaatan bahan tambahan pangan (BTP) berbahaya seperti boraks, formalin, pewarna tekstil dan lainnya.

“Intensifikasi pengawasan pangan tahun 2017 akan sedikit berbeda dari tahun sebelumnya. Tahun ini BPOM juga akan membuka posko-posko pengaduan dan menempatkan mobil laboratorium keliling di beberapa titik mudik sehingga masyarakat dapat langsung melapor jika menemukan pangan yang tidak memenuhi ketentuan”, papar Kepala BPOM Penny K Lukito di Jakarta, pekan lalu.

Selain itu, petugas BPOM beserta Balai Besar/Balai POM (BB/BPOM) di seluruh Indonesia pun meningkatkan pengawasan terhadap pangan jajanan berbuka puasa (takjil) yang kemungkinan mengandung bahan berbahaya. Takjil atau makanan kecil saat berbuka puasa biasanya identik dengan makanan manis, seperti gorengan, kolak, es buah, dan lainnya.

“Selama pekan pertama pelaksanaannya, petugas memeriksa 712 sarana distribusi pangan. Hasilnya masih terdapat 40 persen sarana yang dikategorikan tidak memenuhi ketentuan (TMK) karena menjual produk pangan kedaluwarsa, rusak, dan TIE,” ujarnya.

Dikatakan, total temuan pangan TMK dari sarana tersebut berjumlah 152.065 kemasan, terdiri atas 74 persen pangan TIE, 23 persen pangan kedaluwarsa, dan 3 persen pangan dalam keadaan rusak.
Operasi yang dilakukan oleh tim gabungan pun menemukan makanan mengandung pewarna tekstil dan pengawet sintetis yang membahayakan tubuh. [AF-04]

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*