Bogor, Agrifood.id – Bicara singkong biasanya diidentikan dengan sesuatu yang murah, merakyat, tradisional, dan bahkan cenderung marjinal alias terpinggirkan. Tapi kalau membahas hal-hal seperti pempek, saos, kertas, atau alkohol, nyaris tidak ada yang mengaitkannya dengan singkong.
Padahal, singkong yang diolah menjadi tapioka, kemudian menjadi campuran bahan baku untuk memproduksi produk turunan dalam skala industri tersebut.
Baca : Pelaku UMKM Berbasis Singkong Makin Tak Berdaya
Tapioka tentu sudah sangat akrab dengan semua masyarakat Indonesia. Tepung yang diolah dari pati singkong tersebut telah menghiasi semua dapur di Indonesia, bahkan masyarakat dunia. Belakangan Thailand, Nigeria, Vietnam, dan bahkan Kamboja menjadi kampiun dan eksportir tapioka global.
Jika di Jawa Tengah ada sentra tapioka yakni Pati, maka di Jawa Barat, tepatnya Bogor, sudah memproduksi tapioka sejak tahun 1950-an. Bangunan tua di simpang Pomad-Ciluar dan Jl Raya Bogor menjadi saksi bahwa tapioka Bogor sudah berkembang. Saat itu, kawasan Sentul menjadi pemasok singkong ke beberapa penggilingan rakyat dan kemudian tapioka dijual ke pengepul atau distributor yang diberi beragam merek yang kita kenal sekarang.
Baca : 2020-2025, Kamboja Genjot Ekspor dan Produk Olahan Singkong
Kini, masih ada tersisa penggilingan atau pabrik tapioka rakyat yang lebih dikenal dengan produsen aci atau kadang disebut sagu. Demikian juga segelintir kebun singkong yang memanfaatkan sisa-sisa lahan sebelum dialihfungsikan.
Bagaimana wisata dan olahraga terkait dengan singkong dan tapioka tersebut? Berjalan melintasi kebun singkong memberikan pengalaman tersendiri. Demikian juga menapaki jalur yang mendaki atau menurun dengan udara yang segar membuat berkeringat dan tentunya sehat.
Inilah yang dirintis Kampung Singkong Sentul (Kastel) bersama Masyarakat Singkong Indonesia (MSI) Bogor Raya mempromosikan olahraga dan wisata seputar singkong dan tapioka di kawasan Sentul, Bogor, Jawa Barat. Tepatnya di Kampung Pasir Kakapa, Desa Pasir Laja, Kecamatan Sukaraja yang mudah diakses dari terusan samping Tol Sentul Barat.
Selain olahraga, kejayaan tapioka Bogor juga masih bisa dilihat di beberapa produsen yang ada di Kampung Singkong Sentul. Kualitas tapioka asal Bogor ini sudah diakui dan teruji. Salah satunya adalah pempek Palembang menjadi lebih enak dan gurih jika menggunakan tapioka Bogor.
Tatang Ilyas, produsen tapioka di Bogor dan Susanto yang juga pemilik sejumlah gerai Pempek Seorang Sahabat membenarkan pengiriman tapioka premium ke Palembang sudah berjalan cukup lama.
“Pempek yang enak itu kalau pakai tapioka dari Bogor, bukan dari Lampung atau daerah lainnya,” kata Susanto, belum lama ini.
Menelusuri produksi tapioka bisa menjadi salah satu alternatif wisata, sarana meingkatkan imun tubuh dan mengisi kejenuhan karena bosan kerja dari rumah (work from home/WFH) selama pandemi Covid-19.
“Jadi di sini lengkap dari olahraga, wisata, dan menambah pengetahuan. Aksesnya pun dekat dengan pintu tol Sentul. Dari anak-anak hingga orang tua bisa jalan-jalan menikmati kebun singkong, tubuh jadi bugar, dan menambah wawasan,” kata Fahrudin, salah satu anggota Kastel yang sering menjemur singkong menjadi gaplek.
Selain tapioka, pengunjung juga bisa melihat onggok atau ampas tapioka yang dikeringkan sebagai bahan baku saus dan tepung roti. Sejumlah ibu-ibu masih produksi kuliner tradisional seperti opak, seyong, dan enye-enye, sekalipun tidak rutin.
Bagi yang berminat mencoba jalur wisata olahraga singkong tersebut bisa menghubungi Kastel (081288064545) untuk mengetahui rincian dan paket yang ditawarkan, sekaligus memastikan guide-nya yang mendampingi para pengunjung. Dipastikan bahwa standar protokol kesehatan menjadi prioritas (terutama 3M: memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan) sehingga untuk sementara hanya meladeni kunjungan kelompok antara 5-8 orang. [AF-03]
agrifood.id || agrifood.id@gmail.com
Be the first to comment