2020-2025, Kamboja Genjot Ekspor dan Produk Olahan Singkong

Ilustrasi kebun singkong.
Ilustrasi kebun singkong.

Kamboja, Agrifood.id – Pemerintah Kamboja akhirnya menyetujui rumusan Kebijakan Singkong Nasional 2020-2025 dalam upaya mendukung ekspor ke pasar internasional dan meningkatkan investasi pengembangan pengolahan singkong.

Keputusan strategis itu dipimpin langsung oleh Perdana Menteri Kamboja Hun Sen, demikian pernyataan tertulis pemerintah pekan lalu.
Kebijakan singkong itu bertujuan mendorong produksi berkelanjutan, pengolahan dan memasok pasar ekspor regional hingga internasional.

Baca : BBIA Susun Pedoman Adaptasi Kebiasaan Baru Industri Pangan

“Ekspor menjadi prioritas ke regional dan pasar global,” demikian dilaporkan Phnompenhpost.com.

Baca : Digagas untuk Food Estate, Penetapan Singkong Sebagai Pangan Strategis Mendesak

Dijelaskan, kebijakan lima tahun itu terbagi dalam tiga bagian utama. Pertama, transisi dari sistem pertanian tradisional berbasis keluarga ke produksi komersial. Dalam bagian ini mendorong aplikasi teknik pertanian agar petani meningkatkan pendapatan serta mengatur sistem produksi yang sesuai dengan kebutuhan produksi.

Kedua, dukungan untuk pengolah singkong agar dengan cepat memasok pasar dengan produk singkong yang memiliki nilai tambah serta inisiatif menarik lebih banyak investasi di sektor ini.

MSI membahas berbagai program pengembangan singkong Indonesia (Agrifood.id).

Ketiga, menciptakan dan mempertahankan keunggulan perdagangan yang kompetitif melalui pendekatan antarsektor yang terpadu di antara entitas yang relevan dengan ekspor. Sekaligus, mendorong promosi, penetrasi dan dimensi pasar, lalu merampingkan proses perdagangan dan memotong biaya yang tidak perlu.

Seperti diketahui, pertumbuhan lahan penanaman di Kamboja yang cepat dalam beberapa dekade terakhir menjadikan singkong sebagai tanaman terpenting kedua setelah beras. Singkong menyumbang antara 3-4 persen dari PDB negara tersebut.

Baca : Gulasi, Gula dari Singkong yang Makin Diminati

Menurut laporan pemerintah, setiap tahun, sekitar Rp 4,4 triliun (300 juta dolar AS) diinvestasikan untuk menanam singkong di lebih dari 600.000 hektare. Sekitar 90.000 keluarga pedesaan di 13 provinsi terlibat dalam budidaya singkong.

Data Kementerian Pertanian Kamboja menyebutkan ekspor 3,29 juta ton singkong pada tahun 2019, jumlah ini meningkat 27% dari tahun 2018 senilai 2,59 juta ton. [AF-03]

agrifood.id || agrifood.id@gmail.com

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*