Jakarta, Agrifood.id – Pandemi Covid-19 dengan segala kebijakan pembatasannya ternyata berdampak juga pada usaha restoran atau warung makan. Untuk wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) saja hingga Juli 2021 setidaknya 1.500 restoran dan warung makan gulung tikar.
Baca : Sorbitol dari Indonesia Dikenai Bea Masuk Antidumping oleh Vietnam
Wakil Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bidang Restoran Emil Arifin menjelaskan Covid-19 sangat memukul bisnis restoran. Ketika virus Corona melonjak, restoran selalu jadi sasaran pembatasan kegiatan.
“Kalau restoran-restoran sih saya kira habis ya napasnya untuk bulan-bulan Juli ini, sudah banyak yang kolaps, gulung tikar banyak, bulan Juli ini sudah berat sekali,” katanya, Kamis (22/7/2021).
Baca : Wisata Kampung: Ampas Singkong Jadi Saus, Pakan, dan Obat Nyamuk
Dia menjelaskan, di Jabodetabek saja sudah ada 1.033 restoran yang tutup permanen per Desember 2020 lalu, dan 400 lebih tutup sementara. Namun diperkirakan 400-an restoran yang tutup sementara sekarang sudah tutup permanen sehingga total restoran yang sudah gulung tikar mencapai 1.500. “Yang tutup saja kemarin kita data 1.500-an itu baru Jabodetabek ya, belum Jawa-Bali. Itu yang Desember ya data itu, 1.033 yang tutup permanen, yang 400 tutup sementara, sekarang sudah tutup permanen,” jelasnya seperti ditulis detikcom.
Baca : Kuartal I 2021, Kinerja Emiten Restoran dan Bisnis Makanan Turun
Sebagai informasi, selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat dan berlanjut ke PPKM level 3 dan 4, restoran dilarang melayani dine-in atau makan di tempat. Namun, hanya diperbolehkan melayani pesan antar (delivery) dan beli untuk dibawa pulang (take away).
Pada awal Juli lalu, PHRI Jakarta sudah mengkhawatirkan keberlangsungan bisnis hotel dan restoran selama PPKM Darurat. Ketua PHRI Jakarta Sutrisno Iwantono dalam sebuah konferensi pers secara virtual mengatakan pembatalan kegiatan keluarga atau bisnis seperti perkawinan, rapat dan juga kegiatan sosial, sangat berdampak pada hotel dan restoran. Demikian juga penutupan mal dan pusat perbelanjaan secara tidak langsung menutup total kegiatan operasional restoran.
Dikatakan, dari sisi restoran, penjualan secara online juga dirasa kurang ‘nendang’ bagi pendapatan. Belum lagi biaya tambahan plaform dengan fee 10 sampai 20 persen dari nilai penjualan. Beragam masalah itu akan menjadi beban baru bagi pemilik hotel dan restoran.
“Semua ini tentu menyebabkan kondisi operasional hotel dan restoran mengalami penurunan, yang dampaknya merumahkan karyawan. Sebab, pekerjaannya berkurang dan juga bisa berakhir dengan PHK, yang tentu ini menjadi dampak bagi ekonomi secara keseluruhan,” ucapnya. [AF-02] agrifood.id@gmail.com
Agrifood adalah portal media pangan dan seputar industri makanan/minuman. Selain sumber informasi, Agrifood juga melayani berbagai jasa dan aktivitas, seperti konsultasi, komunikasi dan promosi produk atau komoditas untuk pengembangan industri, penguatan brand/merek/citra dan berbagai kerja sama lainnya. Info lebih rinci bisa hubungi 081356564448.
Be the first to comment