Minat Tempe dan Tahu Meningkat, Kabupaten Manggarai Kesulitan Kedelai

Produksi tempe di Cancar, Manggarai, NTT

Ruteng, Agrifood.id – Produsen tempe di wilayah Cancar, Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), mengeluhkan harga kedelai yang cenderung meningkat. Hal itu menyebabkan usaha tempe dan tahu semakin sulit berkembang. Menariknya, tempe dan tahu semakin diminati masyarakat lokal dan perlahan-lahan dianggap identik dengan kesejahteraan.

Baca : Sorbitol dari Indonesia Dikenai Bea Masuk Antidumping oleh Vietnam

Kondisi tersebut disampaikan Yohanes Mbot, salah satu produsen tempe di Cancar yang sudah beroperasi sejak 3 tahun lalu. Dia memilih membangun usaha tersebut dan harus meninggalkan pekerjaannya di Ubud, Bali. Namun, usahanya berhenti sementara sejak dua bulan lalu karena kesulitan pasokan kedelai.

Baca : Panen Perdana Udang, Pasar Lokal di NTT Masih Terbuka

“Kalaupun ada, harganya sangat mahal sehingga tidak menutupi biaya operasional. Kecuali ada insentif buat usaha kecil dan menengah mungkin bisa saja bertahan. Jika usaha kami berhenti berarti ada dua tenaga kerja yang lain juga menganggur,” ujar jebolan Institut Pertanian Bogor (IPB) ini kepada Agrifood.id, pekan lalu.

Jo, demikian panggilannya, mengakui kenaikan itu sebenarnya imbas dari harga yang melonjak di Surabaya dan Pulau Jawa secara umum. Sayangnya, produksi kedelai lokal masih sangat minim.
Menariknya, lanjut dia, konsumsi tempe dan tahu di wilayah Cancar dan Ruteng terus meningkat. Tempe sudah identik dengan tingkat kesejahteraan dan cukup bergengsi.

Tempe dari Cancar, Manggarai.

“Saya survey dan kebutuhannya cukup tinggi sehingga kami memulai usaha pembuatan tempe. Awalnya harga kedelai hanya Rp 400.000 per karung (50 kg), dan sekarang sudah mencapai Rp 600.000,” kata penghubung Himpunan Alumni (HA) IPB NTT untuk wilayah Manggarai ini.

Jo sendiri sudah berusaha membudidayakan kedelai lokal, namun keterbatasan modal dan lahan, membuat dirinya belum bisa bergerak. Langkah mengajukan kredit usahanya pun masih tersendat dari perbankan, meskipun semua cicilan sebelumnya sudah berjalan lancar.

Baca : Efisiensi Energi, Gaslink Makin Diminati Pelaku Industri Makanan-Minuman

Selain di Cancar, Manggarai, kesulitan kedelai juga dialami oleh pengrajin tempe di Labuan Bajo sejak April lalu. Sejumlah media mengabarkan UKM industri rumah tangga seperti tahu dan tempe di ujung barat Pulau Flores, Kabupaten Manggarai Barat, mengalami kesulitan mendapatkan pasokan bahan baku.

Perajin tahu tempe Erseb Sudiono di Desa Golo Bilas Kecamatan Komodo mengakui kesulitan kacang kedelai tersebut. Pasokan kedelai lokal masih sangat minim sehingga lebih banyak mendatangkan dari wilayah Surabaya, Jawa Timur. Pada Mei lalu, harga kacang kedelai naik dari rata-rata Rp13.000 menjadi Rp 16.00 per kilogram. [AF-02] agrifood.id@gmail.com

Agrifood adalah portal media pangan dan seputar industri makanan/minuman. Selain sumber informasi, Agrifood juga melayani berbagai jasa dan aktivitas, seperti konsultasi, komunikasi dan promosi produk atau komoditas untuk pengembangan industri, penguatan brand/merek/citra dan berbagai kerja sama lainnya. Info lebih rinci bisa hubungi 08161408154.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*