Beras Menipis, Maluku Utara Cari Lahan Tanam Singkong dan Pisang

Ilustrasi tanaman singkong.
Ilustrasi tanaman singkong.

Ternate, Agrifood.id – Provinsi Maluku Utara (Malut) semakin giat mencari lahan untuk menanam singkong, pisang dan sagu sebagai makanan tradisional. Langkah itu dilakukan menyusul menipisnya stok beras yang masuk di wilayah tersebut.

“Kami tentunya memikirkan stok kebutuhan makanan bagi masyarakat, kalau kondisi Covid-19 lama, maka makanan alternatif seperti singkong, pisang dan sagu harus disiapkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, kalau stok beras akan menipis,” kata Gubernur Malut Abdul Gani Kasuba di Ternate, Senin (11/5/2020).

Menurut dia, stok kebutuhan beras sesuai laporan Dinas Pertanian tersedia hingga Mei 2020 dan mengalami defisit sekitar 3.100 ton yang harusnya untuk kebutuhan masyarakat. Pihaknya saat ini belum memikirkan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Baca : Industri Makanan Disarankan Bayar THR Sesuai Surat Edaran Menaker

Dinas Pertanian Provinsi Malut menyatakan  ketersediaan pangan di Malut saat ini menipis karena secara total untuk beras selama April-Mei 2020 tersisa 8.700 ton atau defisit sekitar 3.100 ton.

Kepala Dinas Pertanian Pemprov Malut, Rizal Ismail menyatakan, saat ini, meskipun ada stok beras 4.400 ton tersimpan di Perum Bulog Ternate untuk April-Mei 2020, tetapi pada bulan Juni 2020 nanti kebutuhan beras menipis.

Menurut dia, seperti ditulis Antara, Malut  saat ini memiliki sentra produksi seperti di Wasilei Halmahera Timur (Haltim) dan Kao Barat  Halmhera Utara (Halut) diikuti kabupaten lainnya seperti Halmahera Barat dan Morotai, kegiatan padi sawah sekitar 4000 hektar, tetapi produksinya bisa menutupi kebutuhan pada Agustus hingga September kalau dijual ke Ternate dan Pulau Halmahera.

Baca : Optimalkan Singkong Sebagai Pangan Saat Krisis

Untuk itu, lanjutnya, Malut harus ada pasokan beras dari daerah lainnya seperti Sulawesi dan Jawa, karena keterbatasan kebutuhan stok beras lokal. Pihaknya melakukan gerakan Malut menanam guna meningkatkan ketahanan pangan melalui diversifikasi pangan seperti ubi-ubian, pisang dan sagu.

Dikatakan, produksi beras di Haltim dan Halut belum bisa memenuhi kebutuhan pangan bagi masyarakat Malut. Neraca beras ada 3700 ton terkuras, sementara konsumsi masyarakat setiap orang sesuai data Susenas sebanyak 88 kg per orang/tahun. Jadi, total kebutuhan beras 109 ribu ton. [AF-05]

agrifood.id || agrifood.id@gmail.com

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*