Bersama Nigeria & Ethiopia, Indonesia Masuk 25 Besar Indeks Keberlanjutan Pangan

EIU dan BCFN membuat Food Sustainability Index (FSI).

Jakarta, AF – Indonesia, sesuai dengan survey The Economist Intelligent Unit (EIU) dan Barilla Center for Food and Nutrition (BCFN), masuk dalam 25 daftar negara dengan food sustainability index (FSI) atau indeks keberlanjutan pangan.
Menteri Pertanian Amran Sulaiman memberi apresiasi jajarannya dan pihak terkait seperti Kementerian Perdagangan dan Bulog. Indonesia masuk dalam urutan ke-21 atau masih di bawah Ethiopia (urutan ke-12), Afrika Selatan (16), dan Nigeria (17).

Dalam laman foodsustainability.eiu.com disebutkan bahwa Prancis dengan indeks FSI paling teratas, kemudian disusul Jepang, Kanada dan Jerman. Di bawah Indonesia, masih ada Uni Emirat Arab (UEA), Mesir, Saudi Arabia, dan India. “Food sustainability index kita berada urutan 21 dunia dari 133 negara. Kita capai ini karena kerja keras semua, bukan Kementerian Pertanian sendirian, tetapi sinergi kita semua,” kata Amran di Kantor Kementerian Pertanian Jakarta, Senin (3/7).

Amran mengatakan capaian tersebut didapatkan atas sinergi kementerian dan lembaga, yakni Kementerian Perdagangan, Satgas Pangan dan Polri, Kementerian BUMN, KPPU, Bulog, perusahaan BUMD lainnya dan petani serta pedagang yang mendorong produksi dalam memenuhi kebutuhan pangan warga terutama saat musim Ramadan dan Lebaran 2017.

Pada 2016, Indonesia juga menjadi negara dengan peningkatan tertinggi dalam Indeks Ketahanan Pangan Global atau Global Food Security Index. Amran bercita-cita Indonesia menjadi lumbung pangan dunia pada 2045.
Ada pun hasil riset dari EIU menunjukkan pertanian Indonesia masuk 25 besar dunia dengan pertimbangan 2/3 penduduk dunia berada di 25 negara tersebut dan mencakup 87 persen total Produk Domestik Bruto (PDB) Dunia.
Riset Indeks Keberlanjutan Pangan (FSI) disusun dari 58 indikator yang mencakup empat aspek, yakni secara keseluruhan (overall), pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture), kehilangan/susut pangan dan limbah (food loss and waste) serta aspek gizi (nutritional challenges).

Secara keseluruhan, Indonesia berada di peringkat 21 setelah Brasil serta berada di atas Uni Emirat Arab, Mesir, Arab Saudi, dan India. Untuk kategori pertanian berkelanjutan, Indonesia berada di peringkat 16 setelah Argentina serta berada di atas Cina, Ethiopia, Amerika Serikat, Nigeria, Arab Saudi, Afrika Selatan, Mesir, Uni Emirat Arab, dan India. Pada kategori ini, Indonesia mendapat skor tinggi pada ketersediaan sumber daya air yang melimpah, rendahnya dampak lingkungan sektor pertanian pada lahan, keanekaragaman hayati lingkungan, produktivitas lahan, serta mitigasi perubahan iklim.

Sebelumnya pada Juni 2016, lembaga riset EIU mengumumkan bahwa Indonesia peringkat 71 dari 133 negara dengan peningkatan terbesar di dunia dengan skor 2,7 pada Global Food Security Index (GFSI).[AF-03]

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*