
Bogor, AF – Berbagai terobosan dan program unggulan terus disiapkan Perkumpulan Petani dan Nelayan Nusantara (Peta Nusa) sejak dideklarasikan pada awal Juli 2017 lalu. Salah satu program unggulan tersebut adalah Farm Management yang sudah diluncurkan di Desa Gabugan, Kecamatan Tanon, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, pada Jumat (17/11).
Koordinator FM Sragen Fajar Kurniawan menjelaskan pihaknya akan fokus pada penangkaran benih padi IPB 3S dan pengolahan singkong menjadi modified cassava flour (mocaf). Dua program itu segera diimplementasikan dengan sumber daya yang ada karena sudah disiapkan secara baik. Ini menjadi momentum penggerak untuk melakukan program-program selanjutnya.
“Untuk tahap awal dimulai dengan dua program tersebut. Masih ada potensi untuk dikembangkan lagi, tetapi ini menjadi pemicu untuk mendorong berbagai potensi dan peluang yang ada,” kata Fajar.
Dikatakan, untuk tahap awal penangkaran benih IPB 3S akan dilakukan pada area seluas 10 hektare (ha) dan pengolahan singkong menjadi mocaf dengan kapasitas 1 ton/hari. “Itu masih skala kecil, tetapi kami berani untuk memulainya. Dukungan dari berbagai pihak masih sangat diperlukan,” ujarnya.
(Baca : Dari Rajeg, Peta Nusa Dideklarasikan Bersama Petani dan Nelayan)
Ketua Umum Peta Nusa Bejo Rudiantoro menjelaskan bahwa Farm Management merupakan wadah pengorganisasian petani dan pengelolaan hasil pertanian agar mempunyai akses modal, teknologi dan pasar. Selama ini, pendekatan yang dilakukan tidak komprehensif sehingga target yang dicapai pun tidak optimal. Kalaupun ada dukungan, paling sebatas modal dan teknologi, tetapi ketika sudah diproduksi ternyata masih sulit untuk diserap pasar.
“Farm Management ini memfasilitasi dan mendorong agar semua akses bisa mendukung aktivitas pertanian. Pendekatan parsial selama ini membuat berbagai program pertanian atau pangan secara umum tidak berhasil dengan baik,” kata alumnus Fakultas Kehutanan dari Universitas Gadjah Mada (UGM) ini.
Ketua Bidang Pendampingan dan Pemberdayaan Petani DPP Peta Nusa Petrus Budiharto menambahkan bahwa pemilihan program benih IPB 3S dan pembuatan mocaf itu akan difasilitasi melalui FM dari Peta Nusa secara komprehensif. Persiapan penangkaran benih IPB 3S juga sudah berkoordinasi langsung dengan pihak IPB. Demikian halnya dengan produksi mocaf juga akan difasilitasi mulai dari modal, teknologi, dan pasar.
Dikatakan, pilihan pada mocaf tersebut karena saat ini singkong seperti menjadi anak tiri dari pertanian dan pangan dalam arti luas. Ironisnya lagi, harga singkong pun sudah terjun bebas sehingga perlu diolah agar mempunyai nilai tambah. “Harga singkong jatuh, impor olahan singkong sepertinya tidak terbendung, sehingga menambah penderitaan petani singkong. Peta Nusa hadir sebagai kekuatan alternatif dalam memberdayakan petani,” kata Petrus. [AF-02]
Be the first to comment