Food Startup Indonesia 2018 Dimulai, Pangan Lokal Harus Naik Level

Kulit singkong dikupas lalu dijemur menjadi gaplek.

Jakarta, AF – Produk pangan lokal Indonesia masih belum mendominasi dalam perdagangan online dan kalah dari produk pangan asing. Untuk itu, Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) berupaya menjadi fasilitator bagi pemilik usaha rintisan untuk bisa membentuk dan menjalin jaringan dengan investor dan usaha-usaha yang sudah ada.

“Kita ingin produk-produk lokal, khususnya kuliner naik level, bisa ditemui di mana-mana secara global seperti merek besar yang sudah ada. Kenapa kuliner? Karena di subsektor ini, memiliki local content yang sukar ditiru oleh negara lain,” kata Deputi Akses Permodalan Bekraf Fadjar Hutomo dalam peluncuran platform digital Food Startup Indonesia di Jakarta, pekan lalu,

Dikatakan, bukan sekadar membantu para pemilik usaha startup naik level. Fadjar menyebut kuliner merupakan satu di antara subsektor unggulan -selain fesyen dan kerajinan tangan/craft- yang mampu memberikan sumbangsih bagi product domestic bruto (PDB) Indonesia.
Di sisi lain, dia mengatakan hanya sekitar 10 persen saja produk yang diperdagangkan merupakan dalam negeri. “Ditinjau dari platform e-commerce kita, tidak berlebihan kalau kami katakan masih 90 persen produk yang diperdagangkan itu tidak diproduksi di Indonesia. Hanya 10 persen yang made in Indonesia,” katanya.

Fadjar menuturkan, kontribusi produk Indonesia justru berbanding terbalik dengan semakin meningkatnya kontribusi ekonomi kreatif terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.
Ia menyebut kontribusi ekonomi kreatif terhadap PDB terus meningkat dari sekitar Rp 700 triliun hingga Rp 750 triliun pada 2014 menjadi hingga mendekati Rp 1.000 triliun.

“Info terakhir dari Badan Pusat Statistik (BPS) per 2017 yang belum dipublikasi, angkanya sudah mendekati Rp1.000 triliun. Sekitar 40 persen lebih dari nilai tersebut dikontribusi subsektor kuliner,” katanya.

Dia berharap pengembangan subsektor kuliner melalui bantuan pembinaan dan akses permodalan bagi perusahaan rintisan dalam Food Startup Indonesia (FSI) akan dapat mendorong pertumbuhan subsektor tersebut dalam perekonomian.

Bekraf, seperti ditulis Antara, meluncurkan platform digital Food Startup Indonesia dalam upaya mendorong pengembangan usaha rintisan (startup) subsektor kuliner. Platform digital melalui www.foodstartupindonesia.com dibuka bagi para pendaftar hingga 26 Juni 2018.
FSI adalah acara yang digelar Bekraf untuk meningkatkan subsektor kuliner dengan menghubungkan startup kuliner kepada ekosistem kuliner terpadu serta meningkatkan akses permodalan non perbankan.

Untuk mendaftar FSI 2018, usaha kuliner harus sudah berdiri dan dijalankan. Usaha kuliner juga harus memiliki kebutuhan pendanaan tahap awal maupun berkembang serta memiliki inovasi, berbasis teknologi dan memiliki dampak sosial. Kegiatan yang telah dilakukan sejak 2016 itu akan memilih 100 startup kuliner yang siap dan berkualitas untuk mengikuti rangkaian kegiatan Demoday pada Juli mendatang. Di tahapan final, usaha kuliner akan berkesempatan menarik minat potensial investor untuk berinvestasi pada bisnis mereka. [AF-4]

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*