Ini Komitmen Perusahaan Swasta dalam Pemulihan Mangrove

Perwakilan aliansi MERA yang diinisiasi Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN).

Jakarta, Agrifood.id – Sekitar 1,2 juta hektare (ha) atau sekitar 33,6% dari 3,56 juta ha hutan mangrove (bakau) di Indonesia dalam kondisi rusak parah atau kritis. Upaya pemulihan atau restorasi tersebut perlu melibatkan banyak pihak, mulai dari pemerintah, masyarakat, hingga perusahaan-perusahaan swasta. Adapun perusahaan swasta tersebut adalah Asia Pulp & Paper (APP/Sinar Mas), Indofood Sukses Makmur, Chevron Pacific Indonesia, dan segera bergabung dari Djarum Foundation.

Kolaborasi pemerintah, masyarakat, perusahaan swasta dan organisasi konservasi untuk memulihkan mangrove itu dikenal dengan Mangrove Ecosystem Restoration Alliance (MERA) atau Aliansi Restorasi Ekosistem Mangrove. Aliansi kemitraan ini diinisiasi Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) yang merupakan afiliasi dari The Nature Conservancy di Indonesia.

Ketua YKAN Rizal Algamar mengatakan pihaknya tidak bisa sendiri yang bergerak untuk memulihkan kerusakan mangrove tersebut. Untuk itulah kolaborasi dengan berbagai pihak diharapkan bisa memperkuat sinergi MERA. Apalagi, kondisi mangrove di Indonesia sangat kritis akibat berbagai tindakan manusia.
“Keberadaan mangrove ini sangat penting untuk kehidupan masyarakat terutama di daerah pesisir. Kami tidak mungkin bergerak sendiri dan sangat membutuhkan dukungan dari berbagai pihak,” ujarnya.

Baca : Diprotes Pelaku Industri, Ekspor Rumput Laut Terus Meningkat

Direktur MERA M Imran Amin menjelaskan bahwa kolaborasi MERA melibatkan berbagai pihak, terutama kalangan swasta, yang diharapkan bisa menjadi perintis dalam menyelamatkan mangrove.
“Dalam jangka panjang kami sangat berharap agar semakin banyak pihak yang terlibat, termasuk perusahaan-perusahaan swasta yang terkait langsung dengan kelestarian mangrove,” ujarnya.

Imran menjelaskan kerusakan mangrove akibat faktor alam yakni penurunan muka tanah (land subsidence) tergolong sedikit dan sebagian besar sisanya rusak karena masyarakat, antara lain pertambakan yang tidak ramah lingkungan.

Selain YKAN, kolaborasi MERA melibatkan kalangan swasta seperti Asia Pulp & Paper (APP/Sinar Mas), Indofood Sukses Makmur, Chevron Pacific Indonesia, dan segera bergabung dari Djarum Foundation.

Baca : Tambak Garam di Hutan Mangrove, PT IDK Diprotes Warga Malaka

Direktur Sustainability APP Sinar Mas Elim Sritaba mengatakan upaya perlindungan mangrove merupakan salah satu bagian untuk melestarikan lingkungan hidup. Hal itu sejalan dengan Sustainability Roadmap Vision 2020 dari APP Sinar Mas. “Kami berharap program kemitraan dalam MERA dapat mewujudkan cita-cita kita semua agar tercipta pengelolaan mangrove secara berkelanjutan dan terintegrasi,” kata Elim.

Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kementeriaan Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Ahmad Munawir, menyambut baik kolaborasi tersebut. Apalagi, upaya memulihkan kerusakan mangrove tersebut membutuhkan pemetaan dan kajian ilimah. Pihaknya sangat berharap agar kajian yang disusun sebagai master plan dan rancangan teknik rinci (detail design engineering/DED) segera tuntas. [AF-03]

agrifood.id // agrifood.id@gmail.com

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*