Palembang, Agrifood.id – Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Palembang mengimbau seluruh produsen tahu menggunakan bahan pengawet alami tahu (palata) dan menghentikan penggunaan formalin.
Kepala BPOM Palembang, Hardaningsih, Kamis (23/5), mengatakan pemanfaatan formalin agar makanan bertahan lama ternyata masih cukup tinggi. Di Kota Palembang, Sumatra Selatan, saja masih banyak ditemukan tahu berformalin dan kebanyakan beredar di pasar yang dibeli konsumen.
“Kami sudah pernah mengumpulkan semua perodusen tahu di Kota Palembang saat sosialisasi penggunaan palata, namun hari ini masih ada saja ditemukan tahu berformalin, artinya ada yang tidak mengikuti imbauan BPOM,” ujar Hardaningsih.
Baca : Temuan Takjil Berbahaya Didominasi Campuran Formalin
Menurut dia palata terbuat dari bahan alami ekstrak kulit pisang yang keamananya sudah teruji oleh BPOM. Dengan menggunakan palata maka tahu akan terjaga hingga 48 jam sehingga sampai ke tangan konsumen dalam kondisi segar. Namun, belum semua produsen tahu bersedia pindah ke palata karena persoalan formula.
“Banyak produsen tahu belum bisa menemukan formula yang pas dalam menggunakan palata sehingga mereka masih pakai formalin, jadi kami akan terus mengedukasi sampai ke pabrik-pabrik produksi dengan ujicoba terlebih dahulu,” kata dia.
Penggunaan palata tidak banyak mengubah rasa dan warna pada tahu, bahkan membuat tahu lebih sehat sehingga pembeli bisa mendapatkan tahu yang lebih baik serta tidak mudah rusak. Produsen bisa mendapatkan palata dari toko-toko online dengan kisaran harga Rp 10.000 hingga Rp 15.000 per 100 gram, lebih murah dibandingkan formalin yang jelas-jelas berbahaya.
Baca : Menduniakan Herbal Indonesia dari Bali
Wakil Wali Kota Palembang, Fitrianti Agustinda, mengatakan akan terus mengecek pabrik tahu di wilayah setempat untuk memastikan tahu yang mayoritas dikonsumsi warga setiap hari itu tidak mengandung formalin.
“Sudah ada 10 produsen tahu berformalin yang sedang diproses pengadilan, artinya kami selalu tegas dalam urusan pengawasan makanan,” ujar Fitrianti seperti ditulis Antara.
Ia mendukung upaya BPOM meningkatkan penggunaan palata di kalangan produsen tahu, ia akan melibatkan dinas-dinas terkait agar pemakaian palata semakin meluas.
Seperti diketahui, tahu merupakan sumber protein penting khususnya di negara berkembang seperti Indonesia. Dari sisi protein, tahu dapat disetarakan dengan ikan. Sayangnya tahu yang diproduksi di Indonesia sering menggunakan formalin dalam proses pembuatannya. Formalin adalah bahan berbahaya yang sama sekali tidak boleh ada dalam pangan. [AF-04]
agrifood.id // agrifood.id@gmail.com
Be the first to comment