Jelang Natal & Tahun Baru, Daging Sapi Surplus 20 Ribu Ton

Ilustrasi daging sapi

Jakarta, AF – Masyarakat tidak perlu khawatir dengan ketersediaan dan harga daging sapi pada hari besar Natal 2017 dan Tahun Baru 2018. Ketersediaan daging sapi di dalam negeri menjelang perayaan hari besar tersebut aman, bahkan berpotensi surplus sekitar 20 ribu ton.

“Ketersediaan daging sapi atau kerbau secara nasional aman. Bahkan, surplus sebanyak 20.183 ton. Ini akan menjadi stok awal untuk kebutuhan tahun 2018. Pemerintah sebelumnya juga telah sukses menjaga ketersediaan dan stabilitas harga daging sapi pada bulan puasa Ramadan dan Lebaran Idul Fitri 2017,” kata Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementerian Pertanian (Kemtan) I Ketut Diarmita di Jakarta, Rabu (6/12).

Dia mengharapkan, dengan ketersediaan yang cukup, harga daging sapi pada hari Natal dan Tahun Baru 2018 stabil. Selain itu, distribusinya lancar. “Kami juga mengantisipasi kelancaran distribusi, khususnya menuju provinsi-provinsi yang merayakan Natal. Ini di antaranya adalah Papua, Papua Barat, Maluku, Sulawesi Utara, Sumatera Utara, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, serta ke provinsi terdampak erupsi Gunung Agung, yakni Bali dan Nusa Tenggara Barat,” kata Diarmita.

Dia memaparkan, prognosa kebutuhan daging sapi untuk bulan Desember ini, termasuk momen Natal tahun 2017, hingga memasuki Tahun Baru 2018 adalah sebanyak 50.479 ton. Sementara itu, lanjut dia, ada ketersediaan daging sebanyak 70.662 ton.

“Pasokan itu bersumber dari sapi lokal siap potong sebanyak 29.602 ton (setara 173.987 ekor), sapi impor siap potong  sebanyak 11.003 ton (setara 55.293 ekor), stok daging sapi di gudang importir 11.249 ton (data per 30 November 2017), serta stok daging kerbau di gudang Bulog sebanyak 18.808 ton (data per 30 November 2017). Selain itu, tercatat masih ada rekomendasi pemasukan daging hingga 31 Desember 2017 sebanyak 16.552 ton, dengan 6.552 ton di antaranya daging kerbau yang diimpor oleh Bulog. Sedangkan, pemasukan 10 ribu ton lainnya oleh importir, berupa daging sapi beku,” paparnya dalam keterangan tertulis.

Pemerintah, ujar dia, memprioritaskan produksi dalam negeri untuk pemenuhan kebutuhan daging di Tanah Air, dengan tetap mengendalikan impor atau hanya sesuai kebutuhan. Total impor sapi dan daging sapi tahun 2017 tercatat sebanyak 197.410 ton, atau sekitar 32,6% dari kebutuhan nasional. Angka ini turun dibandingkan tahun lalu, di mana impor tercatat sebanyak 267.827 ton atau sekitar 41% dari kebutuhan nasional.

“Secara umum, memang kita masih mengandalkan pasokan impor untuk menutupi kebutuhan daging sapi di kota-kota besar, terutama untuk wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek). Namun demikian, pemerintah terus melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan ketersediaan daging sapi di dalam negeri, dengan mempercepat peningkatan populasi sapi di Tanah Air,” kata Diarmita.

Upaya itu di antaranya adalah percepatan peningkatan populasi sapi, dengan program Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting (Upsus Siwab). Pemerintah juga akan memperkuat aspek perbenihan dan perbibitan melalui penguatan UPT Perbibitan, untuk menghasilkan benih dan bibit unggul berkualitas. [AF-03]

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*