Kamboja Dapat Rp 58 Miliar Per Tahun dari Ekspor Olahan Singkong

Singkong yang menjadi riset IPB University di Jonggol, Bogor.

Kamboja, Agrifood.id – Kamboja memperoleh pendapatan sebesar Rp 58,2 miliar (4 juta dollar) setiap tahun dari ekspor singkong segar, tepung (cassava starch) and gaplek (chips). Pendapatakan tersebut diharapkan terus meningkat seiring dengan upaya pemerintah Kamboja dalam menggenjot produksi singkong.

Hal itu disampaikan Veng Sakhon yang juga Menteri Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Kamboja seperti ditulis khmertimeskh.com belum lama ini.

Baca : Bantu Petani, MSI Bogor Raya Produksi Stick Singkong Bumbu Alami

Disebutkan, pada tahun 2020, luas areal penanaman singkong di Kamboja mencapai 663.929 hektare (ha) dengan produksi 12.680.987 ton atau sekitar 20,55 ton per ha. “Singkong menjadi tanaman kedua terpenting di Kamboja, setelah padi,” ujarnya.

Belum lama ini, Kamboja menghasilkan kebijakan singkong nasional dalam meningkatkan produksi dan ekspor singkong. Kebijakan itu diluncurkan bersama dari Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, Kehutanan dan Perikanan, serta United Nations Development Programme (UNDP) akan menjadi acuan strategi hingga tahun 2025.

Baca : Kuartal I 2021, Kinerja Emiten Restoran dan Bisnis Makanan Turun

Pemerintah sudah mengajukan kebijakan itu dan diterima pihak kerajaan (Royal Government of Cambodia) pada 14 Agustus 2020. Hal tersebut merupakan bagian dari kebijakan pembangunan agribisinis Kamboja untuk meningkatkan pertumbuhan, mengurangi kemiskinan dan merealisasikan Royal Government of Cambodia’s Industrial Development Policy 2015-2025.

Baca : Wisata Kampung: Ampas Singkong Jadi Saus, Pakan, dan Obat Nyamuk

Seperti ditulis Agrifood.id, rumusan Kebijakan Singkong Nasional 2020-2025 itu mendukung ekspor ke pasar internasional dan meningkatkan investasi pengembangan pengolahan singkong. Keputusan itu dipimpin langsung oleh Perdana Menteri Kamboja Hun Sen. “Ekspor menjadi prioritas ke regional dan pasar global,” kata Hun Sen.

Dijelaskan, kebijakan lima tahun itu terbagi dalam tiga bagian utama. Pertama, transisi dari sistem pertanian tradisional berbasis keluarga ke produksi komersial. Kedua, dukungan untuk pengolah singkong agar dengan cepat memasok pasar dengan produk singkong yang memiliki nilai tambah serta inisiatif menarik lebih banyak investasi di sektor ini. Ketiga, menciptakan dan mempertahankan keunggulan perdagangan yang kompetitif melalui pendekatan antarsektor yang terpadu di antara entitas yang relevan dengan ekspor. [AF-02] agrifood.id@gmail.com

Agrifood adalah portal media pangan dan seputar industri makanan/minuman. Selain sumber informasi, Agrifood juga melayani berbagai jasa dan aktivitas, seperti konsultasi, komunikasi dan promosi produk atau komoditas untuk pengembangan industri, penguatan brand/merek/citra dan berbagai kerja sama lainnya. Info lebih rinci bisa hubungi 08161408154.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*