Keripik Singkong Empuk dari Pamoyanan-Bogor Makin Diminati

Keripik singkong premium yang siap dipasarkan.

Bogor, Agrifood.id – Keripik singkong merupakan makanan yang cukup merakyat. Produksi keripik singkong pun menyebar di hampir semua daerah di Indonesia. Sekalipun banyak diproduksi, setiap keripik singkong mempunyai keunikan rasa, tekstur (keempukan), kualitas singkong dan jaminan keamanan.

Hal inilah yang membedakan keripik singkong original yang diproduksi Pipih Sopiah di Kelurahan Pamoyanan, Bogor Selatan, Kota Bogor, Jawa Barat. Bahan baku singkong organik pilihan serta sistem pemotongan dan sortir secara manual, membuat keripik yang dihasilkan pun cukup renyah dan empuk.

“Singkongnya organik dan dipilih yang terbaik. Kemudian diiris secara manual lalu dipilah yang masih bagus untuk dimasak. Setelah itu digoreng dan disortir lagi untuk memilih potongan yang premium,” jelas Pipih.

Baca : Mentan SYL Ajak Milenial Terapkan Pola Pangan Sehat

Bersama dengan lima karyawannya, Pipih menghasilkan keripik singkong yang seragam dan teksturnya cukup empuk. “Kualitas premium itu banyak peminatnya dan belakangan banyak permintaan dari beberapa gerai di Bogor dan Jakarta, termasuk di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten,” jelas Pipih yang juga Ketua Kelompok Wanita Tani ‘Merah Delima’.

Pipih dan beberapa rekan yang mengolah produk turunan singkong juga tergabung dalam Komunitas Singkong Bogor (Kosibo). Selain keripik singkong, ada juga steak singkong, kremes singkong dan beberapa produk olahannya.

Ketua Kosibo Abah Gozali mengatakan aneka olahan singkong tersebut sebenarnya bisa dikembangkan lebih luas. Selain melayani berbagai permintaan pasar, singkong sebagai pangan lokal tersebut juga bisa membuka berbagai lapangan kerja. Jadi, dari singkong ini bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Baca : Impor Bisa Capai 500 Ribu Ton, Singkong Minim Perhatian

“Potensi mengembangkan singkong masih sangat terbuka dari hulu sampai ke hilir. Banyak usaha yang bisa digarap dari pangan lokal yang sudah sangat akrab dengan masyarakat Indonesia,” jelasnya.

Gozali menjelaskan, dari keripik singkong yang diproduksi Pipih saja, setiap hari membutuhkan 100 kilogram (kg) singkong terbaik dengan harga yang bersaing. Jika permintaan pasar keripik bisa ditingkatkan dengan menambah produsen, maka produksi singkong pilihan juga bisa ditampung. “Bagi petani, kepastian harga beli singkong yang stabil dan bersaing bisa mendorong mereka semakin giat untuk budi daya. Yang terjadi kan harga sangat fluktuatif sehingga petani pun merasa dirugikan,” tegasnya.

Baca : Masyarakat Harus Makin Waspada Soal Formalin

Menurut Gozali, dari keripik singkong tersebut juga banyak olahan yang bisa digunakan untuk pakan ternak dan produk lainnya. Hal itu bisa diintegrasikan dengan baik sehingga dalam skala kecilpun, budi daya singkong bisa menjadi penopang ekonomi keluarga.
Dia sangat berharap semua pihak yang terkait dengan dunia singkong, termasuk Masyarakat Singkong Indonesia (MSI) Bogor, agar bersinergi dalam mencari solusi bersama. Salah satu yang diperjuangkan MSI agar pemerintah menempatkan singkong sebagai pangan strategis sehingga ada dukungan yang lebih nyata.

“Masih banyak produk turunan lain yang bisa dikembangkan dari singkong. Butuh komitmen dari berbagai pihak agar singkong semakin diperhatikan dan menjadi andalan untuk meningkatkan kesejahteraan,” ujarnya. [AF-03]

agrifood.id // agrifood.id@gmail.com

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*