Lebih Rendah dari 2016, Penjualan Minuman Ringan Semester I Tumbuh 3,3%

Gerai penjualan otomatis untuk berbagai minuman ringan di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Banten.

Jakarta, AF – Sepanjang semester I 2017, penjualan semua jenis minuman ringan hanya tumbuh sebesar 3,3 persen atau lebih rendah jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 5 persen.

Ketua Asosiasi Industri Minuman Ringan (Asrim) Triyono Pridjosoesilo menjelaskan hampir semua kategori minuman siap saji mengalami penurunan penjualan mulai dari jus, teh hingga minuman bersoda.

Dikatakan, sepanjang semester I 2017, perekonomian Indonesia sedikit melambat sehingga mempengaruhi daya beli konsumen. Jika konsumen menahan daya belinya maka akan mempengaruhi penjualan minuman ringan ditambah minuman ringan bukan kebutuhan dasar atau prioritas. “Penjualan kami sangat tergantung daya beli, jika daya belinya tertahan maka penjualan minuman ringan juga tertahan,” ujar dia di Jakarta, akhir pekan lalu.

Dia menjelaskan, Lebaran tahun ini tidak terlalu mendorong penjualan karena masyarakat lebih memilih untuk membeli makanan seperti biskuit dan produk pangan. Sementara untuk minumannya, bisa diolah sendiri.
“Pengaruh Lebaran pasti ada tetapi tidak terlalu besar yang paling diuntungkan tetap produk makanan,” ujar dia kepada ID.

Asrim juga meminta agar pemerintah membatalkan pengenaan cukai terhadap minuman ringan meskipun masih sebatas wacana tetapi dampaknya bisa merugikan industri. Jika cukai diterapkan maka harga jual minuman naik dan konsumen Indonesia sangat sensitif terhadap kenaikan harga.

“Kami minta wacana pengenaan cukai dibatalkan saja karena bisa merugikan industri,” ujar dia.
Sebenarnya, nilai pasar industri minuman ringan sangat besar mencapai Rp 90 triliun karena penduduk Indonesia cukup banyak dan terbesar di ASEAN.

Sementara dari data realisasi investasi pada triwulan pertama, nilai investasi di minuman ringan sudah mencapai Rp 18 triliun. [AF-04]

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*