Ulasan berikut ini merupakan sebuah fakta yang dialami seorang warga Hong Kong tentang khasiat agar-agar dari rumput laut Indonesia. Kisah yang dimuat di sebuah media berbahasa Mandarin ini kemudian diterjemahkan dan dikutip untuk pembaca Agrifood.id dalam dua tulisan bersambung. Berikut tulisan pertama.
“Konsumsi tepung agar-agar Indonesia telah menyelamatkan nyawa saya dan kehidupan keluarga saya,” demikian kesaksian seorang penderita leukimia, Fan Lu Ling, yang juga warga Hong Kong, China.
Selama menjalani proses penyembuhan dengan kemoterapi, terdapat beberapa obat yang memiliki efek negatif terhadap kondisi kesehatan. Meskipun proses pengobatannya telah berakhir, efek sampingnya masih sangat terasa. Beberapa efek samping dari konsumsi obat untuk jangka panjang itu seperti kondisi pencernaan yang memburuk, mudah sembelit, tidak suka makan, tubuh lemah dan kurus, setiap malam mimpi buruk, tidak bisa tidur nyenyak, bahkan tidak bisa bergerak bebas.
“Sepanjang waktu tersebut saya selalu merasa tidak enak badan dan sangat mudah tersinggung,” kata Fan Lu Ling, seperti dikisahkan dalam harian berbahasa Mandarin Gu Ji Ribao.
Pada bulan Juni 2017, melalui beberapa koleganya, Bapak Efendy Tjoeng yang juga Chief Executive Officer PT Agarindo Bogatama mendengar kabar soal kondisi Fan Lu Ling. Efendy sejak 40 tahun lalu mendirikan pabrik pengolahan rumput laut menjadi beberapa bahan baku dan produk jadi, seperti tepung agar-agar, dengan salah satu mereknya, Agarpac. Beberapa kotak tepung agar-agar itu kemudian dikirim dari Indonesia ke Hongkong untuk dikonsumsi setiap pagi sebelum sarapan.
Tepung dilarutkan dalam air panas untuk sekali minum. Setelah minum sekitar satu minggu, kondisi sembelit yang dirasakan Fan Lu Ling sudah membaik. Kemudian frekuensi minum ditambah menjadi dua kali sehari yang membuat nafsu makan meningkat, buang air besar lebih teratur, dan perut sudah tidak kembung lagi.
Dari yang semula tidak paham, Fan Lu Ling kemudian mencari berbagai informasi tentang agar-agar instan yang rupanya kaya serat makanan, dapat dicerna dengan baik oleh sistem pencernaan manusia, juga mampu larut dengan baik dalam air. Agar-agar sedikit menyerap air dan dapat kembali melepas air (sineresis) hingga menjaga usus dan pencernaan dari dehidrasi. Dalam usus dua belas jari juga membantu proses pencernaan karena makanan berserat tinggi membantu gerak peristaltis dan mengurangi jumlah sisa makanan yang tertinggal dalam usus.
Setelah proses fermentasi oleh bakteri, sisa makanan yang tertinggal dalam usus besar langsung diserap dengan baik oleh serat makanan dan saat buang air besar pun tinja tidak keras. Jadi ada efek pencahar dan tidak ada efek samping terhadap tubuh.
“Sekarang fisik saya sudah sangat baik, setiap hari saya selalu minum bubuk agar-agar. Biasanya bubuk agar-agar tersebut dicampurkan ke dalam bahan makanan lain, seperti, kopi, produk cokelat, atau saya campurkan ke dalam kulit gandum (dedak),” kata Fan Lu Ling.
Baca: Agar-agar, Makanan Kaya Serat yang Menyehatkan dan Makin Diincar (2)
Ucapan terima kasih dan pengalaman Fan Lu Ling itu kemudian dimuat oleh media Gu Ji Ribao edisi pertengahan Januari 2018 lalu. Selain Agarpac, Agarindo Bogatama juga memproduksi Agarkit dan Agaros yang semuanya diproduksi dari rumput laut. Demikian juga tepung agar-agar Swallow Globe (Dunia Bintang Walet) merupakan produksi agar-agar yang sudah lama dikenal masyarakat Indonesia. [Gunawan/AF-03]
Be the first to comment