Masyarakat Waspada, Hipmi Jaya Dorong Pangan Tanpa Pengawet

Formalin yang ditawarkan melalui internet.

Jakarta, Agrifood.id – Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Jakarta Utara dan Jakarta Barat menyelenggarakan dialog bisnis kuliner bertajuk HIPMI Jaya Foodpreneur: Rahasia Awet Tanpa Pengawet” bertempat di Jakarta International Expo Kemayoran.

Ketua Umum Hipmi Jakarta Utara Fahreza Achmad dan Ketua Bidang Perekonomian HIPMI Jakarta Barat Felicia Kastary di Jakarta menjelaskan pihaknya terus mendorong agar para pelaku usaha makanan dan minuman berkembang. Salah satunya dengan tetap mengutamakan produk makanan dan minuman yang tidak menggunakan pengawet.

Untuk itulah, topik dialog pekan lalu tersebut difokuskan kepada upaya produksi yang baik, pemilihan packaging tepat, perawatan investasi peralatan, dan prosedur menuju kulaitas internasional.

Adapun dialog tersebut, Hipmi Jaya mengundang pembicara-pembicara yaitu Teti Kamayanti pemilik CV CA-WANG Pemenang UKM Pangan Award 2017 dan 2019, Indra pemilik SATmesin & LinezKitchen, Angela Merrychie Lead Auditor dan Tutor Sertifikasi ISO di NQA Indonesia, dan sebagai moderator sekaligus narasumber adalah Yossa Setiadi pemilik dari www.BawangSoy.com

Penangkapan produsen makanan yang menggunakan formalin.

Sebelum acara berlangsung, Direktur Jenderal Industri Kimia Farmasi dan Tekstil Bapak Muhammad Khayam dan CEO Kristamedia Daud Dharma Salim mengunjungi booth dari anggota HIPMI Jaya.

Seperti diketahui, pemanfaatan pengawet pada makanan dan minuman sangat semakin marak. Masyarakat harus semakin waspada dengan masih maraknya pemakaian bahan pengawet, terutama formalin, pada beberapa jenis makanan. Makanan berformalin sangat membahayakan kesehatan tubuh manusia.

Guru besar Institut Pertanian Bogor (IPB) yang juga pakar gizi Ali Khomsan baru-baru ini kepada Agrifood.id menjelaskan bahwa ancaman pengawet mayat itu sangat berbahaya karena bersifat karsinogen. Formalin disebut dapat merusak sistem saraf tubuh manusia dan dikenal sebagai zat yang bersifat racun untuk persarafan tubuh (neurotoksik). Sejauh ini, informasi yang ada menyebutkan tidak ada level aman bagi formalin jika tertelan manusia.

“Fungsi formalin memang dipakai sebagai desinfektan, antimikroba, bahan cat, dan lain-lain, jadi tidak untuk makanan,” tegasnya.

Untuk itu, kata dia, masyarakat harus lebih berhati-hati dalam mengonsumsi makanan yang dibeli di luar rumah sendiri. Di sisi lain, perlunya penegakkan hukum kepada para pengguna dan pengedar formalin tersebut.

Dari pantauan Agrifood.id, pemakaian formalin pada makanan masih marak di sejumlah daerah. Mi basah, tahu, ikan, dan makanan lainnya diduga paling sering menggunakan formalin.

Baru-baru ini, Penyidik Direktorat Tindak Pidana Tertentu Bareskrim Polri menangkap tiga tersangka yang memproduksi mi basah mengandung boraks dan formalin. Ketiga tersangka, yakni M (57) ditangkap di Nanggeleng, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Kemudian AS (53) dan RH (39) di Cianjur, Jawa Barat karena mencampur formalin dan boraks ke air rebusan mi. [AF-04]

agrifood.id // agrifood.id@gmail.com

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*