Lepas Alumni SB, Airlangga Dorong IPB Jadi Inti Industri 4.0

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto bersama Rektor IPB Arif Satria dan Dekan SB IPB Noer Azam Achsani.

Bogor – Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mendorong IPB menjadi kekuatan inti dari era industri 4.0, khususnya sektor pertanian, perkebunan, dan hutan. “IPB ini menjadi kekuatan inti revolusi industri 4.0 apalagi di sektor makanan dan minuman, serta sektor berbasis kemampuan kebun dan hutan,” kata dia dalam seminar nasional dan pelepasan alumnus program doktor serta magister Sekolah Bisnis (SB) IPB di Jakarta, Sabtu (28/7).

Untuk mewujdkannya, Airlangga menegaskan perlunya pengembangan inovasi dan teknologi. Untuk itu, IPB harus merevitalisasi riset dan inovasinya terkait dengan pertanian berbasis industri.
Dia juga menyinggung tentang revolusi industri keempat yang dimulai di Jerman dengan menjadikan manufaktur sebagai mainstream industry. Dari sektor manufaktur, katanya, hanya beberapa negara yang bisa menjadi negara manufacturing atau bukan dilihat dari kontribusi GDP-nya. “Saat ini kontribusi GDP Indonesia terhadap manufacturing posisinya nomor empat setelah Korea, China, Jerman, dan Indonesia,” katanya.

Indonesia mempunyai industri yang pertumbuhannya lebih cepat daripada pertumbuhan ekonomi.
Posisi itu, katanya, membantah penilaian sejumlah pengamat yang mengatakan Indonesia ‘kalah’ dari negara lain, termasuk di Asia. “Kita punya industri yang pertumbuhannya lebih cepat dari pertumbuhan ekonomi,” katanya.

Industri tersebut, katanya, di sektor mesin dan perlengkapan, yakni 14,8 persen, industri makanan dan minuman 12,7 persen. “Jadi industri ini boleh diklaim sebagai industrinya IPB banget, dan ini harus menjadi keunggulan dari IPB,” katanya.

Industri berikutnya, yakni logam dasar yang juga dua kali lipat daripada pertumbuhan sektor lainnya. Begitu juga dilihat dari sisi ekspor Indonesia, kata dia, sektor industri kontribusinya tumbuh 13,14 persen, artinya jauh lebih tinggi daripada sektor lainnya, migas 13 persen, pertanian 3,7 persen, dan pertambangan 18 persen. “Ini jadi PR bagi IPB pertumbuhan sektor pertanian 3,7 persen, jadi sektor pertanian harus dipacu,” katanya.

Airlangga menambahkan sektor nonmigas menyumbang 90,67 persen dari total ekspor pada 2017 dengan rincian, yakni tambang 14,39 persen, migas 9,33 persen, dan pertanian 2,18 persen. “Jika IPB mau menuju manufaktur, Kementerian Perindustrian akan memacu pertumbuhannya menjadi double digit, kata Airlangga.

Dukungan yang akan diberikan Kementerian Perindustrian kepada IPB dengan cara menghubungkan dan mencocoklan industrinya, seperti industri kertas, serat, viber, dan industri berkelanjutan lainnya. Sementara itu, SB-IPB menggelar kegiatan pelepasan almuni program magister dan doktor tahun 2018, yang diikuti 700 peserta di Pullman Hotel, Jakarta, Sabtu.

Lulusan
Selain alumni, seminar dihadiri pula akademisi, praktisi bisnis, dan para mitra SB-IPB, serta mahasiswa yang ikut meramaikan acara. Dekan SB IPB Prof Noer Azam Achsani MS mengatakan, pelepasan para alumni yang sudah selesai studi tahun 2018 ini, sebagian sudah diwisuda di IPB. Total ada 593 alumni, terdiri atas 31 alumni doktor, dan 563 alumni magister manajemen. Jumlah ini, lanjutnya, menambah jumlah almuni SB IPB yang dibuka sejak pertama dibuka tahun 2006 yakni 148 doktor dan 3.814 magister alumni SB IPB sejak dibuka 1992.

SB IPB, yang dulunya bernama Magister Bisnis (MB) IPB telah melahirkan lulusan-lulusan terbaik di bidang manajemen bisnis. Sejak 2014, SB IPB juga telah membukan program sarjana yang sudah masuk top sembilan jurusan terfavorit yang ada di IPB.

Sejumlah nama-nama besar terdaftar bersekolah di kampus ini, salah satunya Putri Presiden Joko Widodo, yakni Kahiyang Ayu, bersama suaminya Bobby Nasution merupakan mahasiswa magister SB IPB. Kepala Staf TNI AL Laksamana Ade Supandi juga tercatat sebagai mahasiswa doktoral, serta putra Presiden keenam RI, Edhie Baskoro Yudhoyono yang juga mengambil program doktor. [AF-04]

 

 

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*