Jakarta, AF -Holding Perkebunan Nusantara PT Perkebunan Nusantara III (Holding Perkebunan Nusantara Persero) menargetkan investasi yang masuk ke Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei, Simalungun, Sumatera Utara (Sumut), mencapai Rp 30-50 triliun pada 2019 mendatang. Untuk mencapai itu, KEK Sei Mangkei senantiasa fokus sebagai kawasan industri khusus berbasis kelapa sawit dan karet.
Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara Dasuki Amsir mengatakan pihaknya menerapkan strategi pemasaran agresif guna menjaring minat para investor, di antaranya dengan mempromosikan KEK Sei Mangkei di berbagai ajang pameran internasional.
Dia menargetkan tingkat penggunaan (okupansi) di KEK Sei Mangkei melonjak empat kali lipat pada 2019 dari saat ini baru sekitar 10%. Persentase okupansi dihitung dari total luasan KEK Sei Mangkei yang mencapai 1.933,80 hektare (ha). “Target kami, tingkat okupansi KEK Sei Mangkei pada 2019 bisa jadi 30-40% dari saat ini baru 10%. Peningkatan itu setara investasi Rp 30-50 triliun. Kami sebagai pengelola akan terus menarik minat investor untuk masuk ke KEK Sei Mangkei,” kata dia di Jakarta, awal pekan ini.
Sei Mangkei ditetapkan sebagai KEK oleh pemerintah melalui PP No 29 Tahun 2012 tentang Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei yang ditandatangani Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Kawasan tersebut dirancang dengan pendekatan pengembangan bisnis dalam bentuk kawasan khusus untuk pusat industri yang berbasis kelapa sawit dan karet. Pada 18 Mei 2017, telah dilakukan Serah Terima Aset BMN (Barang Milik Negara) dari Kementerian Perindustrian kepada Badan Usaha Pembangun dan Pengelola KEK Sei Mangkei, yakni Holding Perkebunan Nusantara. Penyerahan disaksikan Menko Darmin Nasution.
Aset pemerintah yang diserahkan meliputi jalan Poros, Tank Farm, dan Dry Port di KEK Sei Mangkei. PTPN Holding akan melakukan pengurusan perizinan dan mengurus kelengkapan operasional Tank Farm dan Dry Port, seperti kelengkapan peralatan, sumber daya manusia (SDM), serta standar operasional dan prosedur (SOP). Dry Port ditargetkan beroperasi Juni 2017, sedangkan Tank Farm pada Juli 2017. Holding Perkebunan Nusantara memproyeksikan pengembangan KEK Sei Mangkei dapat menyerap tenaga kerja 83.304 orang hingga 2031.
Dasuki menambahkan, pihaknya akan tetap memfokuskan KEK Sei Mangkei sebagai kawasan industri khusus untuk berbasis kelapa sawit dan karet. Sebab, di Pulau Sumatera memang paling banyak tanaman kelapa sawit dan karet, sehingga pengembangan produk untuk tanaman itu akan lebih besar, termasuk pengembangan energi terbarukan.
Dalam catatan Holding Perkebunan Nusantara, saat ini industri yang telah beroperasi di KEK Sei Mangkei adalah PT Unilever Oleochemical Indonesia yang berinvestasi Rp 2 triliun guna membangun pabrik penghasil surfaktan, fatty acid, gliserin, dan soap noodle berkapasitas 206.500 ton per tahun. Lalu, PT PLN Unit Induk Pembangunan II untuk penyediaan listrik telah membangun jaringan transmisi 150 kV dan Gardu Induk 60 MVA (tahap pertama) yang beroperasi 29 Februari 2015 dengan penggunaan tanah 14,2 ha.
Serta, PT Pertamina Gas yang berinvestasi untuk penyediaan gas telah membangun Metering Gas dengan rencana pasokan ke KEK Sei Mangkei sebesar 75 mmscfd. Sementara itu, perusahaan hasil konsorsium PTPN III dan PTPN IV, yakni PT Industri Nabati Lestari, sedang melakukan konstruksi pembangunan pabrik minyak goreng di kawasan itu. Industri Nabati Lestari membangun pabrik berkapasitas 600 ribu ton CPO per tahun dengan investasi Rp 552 miliar yang direncanakan dapat beroperasi medio 2018. Investasi refinery tersebut memanfaatkan lahan sekitar 7,4 ha. [ID/AF-03]
Be the first to comment