Rantai Pasok Agribisnis Kopi Harus Lebih Adil

Suasana diskusi tentang kopi di Studio Kopi Sang Akar, Tebet, Jakarta baru-baru ini.

Jakarta, AF – Rantai pasok agribisnis kopi harus lebih memberdayakan petani sebagai produsen. Dengan demikian diharapkan petani semakin berdaulat, mandiri, dan sejahtera dari komoditas kopi tersebut.

Demikian salah satu benang merah dari diskusi yang diselenggarakan Asian Solidarity Economy Council (ASEC) di Studio Kopi Sang Akar, Jakarta, Selasa (18/7). Diskusi yang dipandu salah satu pengurus ASEC Benito Lopulalan itu menghadirkan narasumber Olan Sebastian yang juga pendiri Sebastian Coffee dan Gunawan Ardiyanto CPC yang juga pendiri AGOEN Consultant.

Menurut Olan, para petani kopi Indonesia belum mendapatkan penghargaan yang layak karena rantai pasok yang cukup panjang dari petani hingga ke konsumen. Demikian juga, ketidakpahaman petani dalam budidaya, panen, hingga mengolah kopi menyebabkan kualitas belum optimal.

“Dengan jalur yang panjang tersebut maka kami mendorong agar petani juga memperbaiki kualitas, sekaligus bisa membangun kebersamaan. Ini yang sudah kami jalankan dengan petani kopi di Bajawa, Flores,” kata pendiri Catur Nawa Group ini.

Kebersamaan itu bisa diwujudkan dalam menjual panen secara bersama atau kelompok dalam jumlah yang besar dan langsung kepada pembeli akhir. Untuk itu, dalam jangka panjang juga perlu memperkuat petani dengan pendekatan koperasi atau model wirausaha.

“Jadi bukan saja petani tetapi perlu pengusaha tani, demikian juga dalam ternak atau aktivitas lainnya bisa tercapai skala ekonomi yang pas,” tegas jebolan Institut Pertanian Bogor (IPB) ini.

Benito dan Gunawan juga sependapat dalam mendorong perlunya petani mendapatkan peran dan bisa mandiri sebagai produsen. Hal itu penting agar keadilan dalam rantai pasok komoditas kopi bisa tercapai. “Dalam rantai pasok agribisnis tentu perlu sinergi mulai dari produsen hingga konsumen. Namun saat ini belum adil dan perlu lebih berpihak pada petani. Dalam garis besarnya adalah menghadirkan manusia dalam sistem ekonomi,” ujar Benito.

(Baca : ‘Rumah Kopi Ranin’ Angkat Petani dan Wujudkan Kedaulatan Pangan)

Dalam kesempatan itu, Ketua Asosiasi Kader Sosio-Ekonomi Strategis (AKSES) Indonesia Suroto menegaskan perlunya peningkatan peran koperasi dalam mendorong tata niaga pertanian yang adil. Koperasi petani seharusnya mampu menjadi solusi atas ketimpangan yang selama ini sulit diwujudkan dengan sistem ekonomi manapun.

“Peran koperasi sebenarnya bisa dioptimalkan. Sayangnya, pemerintah saat ini belum mempunyai kepekaan dalam membangun koperasi yang kuat. Banyak kebijakan yang dibuat justru secara langsung maupun tidak langsung mematikan koperasi,” tegas Suroto. [AF-02]

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*