‘Rumah Kopi Ranin’ Angkat Petani dan Wujudkan Kedaulatan Pangan

Gerai Rumah Kopi Ranin di Bogor, Jawa Barat, menjual kopi dengan label Berkedaulatan Pangan.

Bogor, AF – Kedaulatan pangan bukanlah sebuah pernyataan semata, tetapi merupakan langkah bersama dan harus dilakukan semua pihak. Rumah Kopi Ranin, salah satu gerai kopi yang berkembang di Bogor, Jawa Barat, mendorong kampanye dengan memasang logo Berkedaulatan Pangan dalam setiap produknya.

Menurut Tejo Pramono, pemilik Rumah Kopi Ranin, penggunaan logo Berkedaulatan Pangan itu untuk menunjukkan bahwa kedaulatan pangan bukanlah sekedar pernyataan, tapi sejatinya adalah langkah gerak bersama. Untuk mendorong kedaulatan pangan, dalam hal kopi tersebut, maka Rumah Kopi Ranin memulainya dengan memberdayakan keluarga pekebun kopi.

“Membeli produk kami berarti ikut mewujudkan kedaulatan pangan bukan dalam cita-cita, tapi dalam praktek nyata,” ujar Tejo.

Kampanye kedaulatan pangan dilakukan, kata Tejo, agar semua orang yang mengonsumsi kopi tersebut tahu dan sadar darimana dan dari siapa komoditas tersebut berasal. Lebih dari itu, konsumen semakin memahami bahwa kopi dengan nilai dan kenikmatannya tersebut bisa menyejahterahkan petani dan semua pihak yang berperan dalam produksi kopi hingga siap saji.

“Setiap biji memiliki ketelusuran (tracibility) yang jelas siapa pekebunnya. Di setiap bungkus selalu tertera nama petaninya, agar kita senantiasa mengingat bahwa tanpa mereka tiada kopi nikmat,” ujar jebolan Fakultas Teknologi Pertanian IPB ini.

Bersama dengan rekannya Uji Sapitu, Tejo mengembangkan produk kopi melalui proses kurasi yaitu grading, sortasi dan diolah dengan cara artisan, bukan produk masal manufaktur. Bukti nyata bahwa produk kerajinan kopi lebih nikmat dari pada produk kopi grade komersial industri. Selain itu, produk kopi berasal dari kebun agroekologi, sebagai praktek nyata bahwa dengan menggunakan produk ini telah ikut dalam pelestarian alam.

“Ini untuk menegaskan bahwa industrialisasi kopi harus lebih memberdayakan para produsen kopi. Bukan sebaliknya hanya menguntungkan pihak-pihak tertentu, tetapi para petani dan pekebun kopi justru tidak menikmati apa-apa dari jerih payah merek,” tegas Tejo.

Lebih dari itu, para konsumen semakin sadar bahwa dalam setiap konsumsi kopi yang dinikmatinya juga ikut memberdayakan dan benar-benar menghargai para produsen kopi. [AF-02]

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*