TaniFund Bantu Permodalan Petani untuk Kembangkan Usaha

Salah satu aktivitas TaniFund bersama petani.

Jakarta, AF – Rantai distribusi yang terlalu panjang dan sulitnya mendapatkan permodalan merupakan masalah utama dalam pertanian. TaniFund sebagai sarana crowdlending berbasis teknologi yang menghubungkan petani dengan investor berupaya untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Chairman dan co-founder TaniFund, Pamitra Wineka, mengatakan, para petani terpaksa meminjam dana dengan tarif bunga yang terlalu tinggi. Kehadiran TaniFund menerapkan skema bagi hasil dari penjualan sebesar 40 persen untuk investor, 40 persen untuk petani dan 20 persen untuk TaniFund.
“Kami ingin membantu kalangan petani, dengan menyalurkan modal yang disetor oleh investor,” kata Pamitra di sela acara peluncuran TaniFund di Jakarta Theater, Selasa (18/7).

Seperti diketahui, pada Januari 2016 lalu, startup e-commerce TaniHub hadir untuk memberi solusi atas persoalan rantai distribusi pertanian sehingga disparitas harga antara petani dan pembeli menjadi lebih kecil. Berselang satu tahun, TaniHub menyadari diperlukan suatu inovasi keuangan yang mendukung kebutuhan permodalan petani. Pada Januari 2017, didirikan TaniFund sebagai sarana teknologi keuangan (financial technology/fintech) crowdlending untuk menghubungkan petani yang membutuhkan permodalan dengan masyarakat umum atau lembaga keuangan yang ingin memberikan pinjaman. Melalui TaniFund, petani dan pelaku usaha skala kecil lainnya mudah mendapatkan akses dana guna mengembangkan bisnis serta mengurangi ketergantungan terhadap keberadaan perantara.

Menurut Pamitra, sampai saat ini TaniFund telah membiayai 12 program budi daya dan berencana menambah 4-5 proyek baru setiap bulan. Selain itu, TaniFund juga telah menggandeng salah satu bank swasta Indonesia sebagai rekanan dalam program pembiayaan.”Kehadiran TaniFund juga memiliki tujuan untuk mendukung program inklusi keuangan pemerintah, melalui sinergi dengan semua pihak, terutama bank dan perusahaan pembiayaan yang tidak memiliki keahlian di bidang pertanian,” tambahnya.

Pihak Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sendiri menyambut baik kehadiran TaniFund dengan menyerahkan surat tanda bukti terdaftar sebagai penyelenggara layanan pinjam meminjam uang berbasis teknologi informasi.
“Kami menyambut baik segala inovasi baru di sektor keuangan, apalagi yang mendukung program inklusi keuangan dan menyasar pada sektor produksi,” kata Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK, Rahmat Waluyanto.

Menurut dia, dengan berkembangnya fintech di sektor pertanian seperti TaniFund, dapat berkolaborasi dengan perbankan dan lembaga keuangan lainnya untuk bersama-sama mendukung program inklusi keuangan.
“Dengan demikian, tujuan memberi akses keuangan dengan teknologi digital dapat mendorong semua pihak untuk melakukan inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat,” kata Rahmat.

Keberadaan TaniHub sebagai off-taker setelah panen merupakan salah satu poin yang menjadikan TaniFund unik. Hubungan antara TaniFund dan TaniHub menciptakan sinergi yang menguntungkan satu sama lain. Hal ini adalah sebuah bukti komitmen TaniFund untuk berusaha menjadikan proses berinvestasi sebagai suatu hal yang dapat diakses dengan mudah tanpa banyak kekhawatiran. [B1/AF-04]

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*