Bogor, Agrifood.id – Sekitar 7.500 ekor babi dimusnahkan di Filipina akibat serangan wabah African Swine Fever (ASF) atau flu babi Afrika yang sudah menyebar di beberapa lokasi. Sedangkan di Korea Selatan, pemerintahan di Semenanjung Korea itu membenarkan wilayahnya juga terserang wabah flu babi Afrika sejak Selasa (17/9).
Menteri Pertanian Filipina William Dar mengatakan sekitar 16 dari 20 sampel darah yang dikirim ke laboratorium Inggris dinyatakan positif terdampak penyakit flu babi. Sejak pekan lalu masih dilakukan tes lebih lanjut.
Seperti ditulis Pigprogress.net, William menjelaskan dari ribuan ekor babi yang dimusnahkan itu, sebagian dikubur dalam keadaan hidup. Hal itu dilakukan pada kawasan dengan radius satu kilometer dari lokasi yang terdeteksi virus. Flu babi Afrika menyebabkan kematian kawanan babi di sekitar tujuh desa dekat Manila, ibu kota Filipina. Pemerintah juga berencana membentuk lembaga untuk memastikan penyakit dan berbagai cara pencegahan yang komprehensif.
“Apa yang menimpa saat ini tidak kita ketahui di antara 35 jenis virus. Kami masih melakukan klarifikasi atas laporan dari daerah-daerah yang terdeteksi tersebut,” kata Dar.
Baca : Kerugian Hog Cholera Setara dengan Pendapatan Pajak NTT Tahun 2013
Sebelum menyerang Filipina, wabah ini juga telah menyebar di China, Kamboja, Mongolia, Hong Kong, Laos dan diduga sampai ke Korea Utara. Para ahli kesehatan hewan juga sepakat bahwa penyakit itu pasti akan menyebar lebih jauh ke wilayah lainnya.
Sementara di Eropa, virus ASF telah masuk ke wilayah Georgia pada 2007 dan sejak itu menyebar ke seluruh Rusia. Sedangkan di Selatan, pemerintah Australia dikabarkan terus melakukan pencegahan, mengingat negara itu juga banyak mengonsumsi daging babi. Dalam sebuah pernyataan, Menteri Pertanian Federal Australia Bridget McKenzie mengatakan penyakit ini menyebar dengan cepat, dan parahnya tidak memiliki obat atau vaksin.
Pada Selasa (17/9), pemerintah Korea Selatan mengonfirmasi adanya temuan kasus flu babi Afrika di negara tersebut. Sebanyak lima babi ditemukan tewas di sebuah peternakan di Paju, sebuah kota dekat perbatasan dengan Korea Utara. Dari hasil penyelidikan diketahui kalau babi-babi itu telah dipastikan terinfeksi virus tersebut, kata seorang pejabat kementerian pertanian Seoul kepada AFP.
“Pada titik ini, masih terlalu dini untuk mengkonfirmasi apakah kasus tersebut berasal dari Utara,” tambah pejabat itu.
Menteri Pertanian Kim Hyun-soo mengatakan, 3.950 babi dari tiga peternakan di Paju akan dimusnahkan. Negara itu juga telah meningkatkan kewaspadaan penyakit hewan pada level tertinggi dan larangan 48 jam untuk pergerakan babi secara nasional.
Secara terpisah, Centre for Economic, Rural Development on Agriculture Sustainability (Cerdas) mendesak perlunya langkah-langkah antisipasi yang cepat untuk mencegah penyebaran virus tersebut.
Cons JM Tukan yang juga Co-founder Cerdas menilai posisi Indonesia cukup rawan karena berdekatan dengan Filipina, kemudian bersebelahan dengan Australia. “Langkah-langkah antisipasi sangat perlu untuk mencegah serangan pada sentra-sentra ternak babi,” ujarnya. [AF-03]
agrifood.id // agrifood.id@gmail.com
Be the first to comment