Waspada, Kanker Dipicu Ikan Terkontaminasi Sampah Plastik

Peserta pelatihan pengolahan sampah mendengarkan penjelasan tentang sampah plastik dalam pelatihan pengolahan sampah di Cirebon, Jawa Barat.

Cirebon, AF – Konsumen ikan harus semakin waspada dan hati-hati. Pasalnya, ikan yang terkontaminasi sampah plastik, dalam bentuk microplastic, di sejumlah perairan Indonesia diperkirakan meningkat. Microplastic ditengarai mengandung zat karsinogen yang bisa melemahkan sel tubuh manusia atau menyebabkan kanker.

Hal itu disampaikan Sapta Putra Ginting yang juga Kepala Subdirektorat Restorasi, Ditjen Pengelolaan Ruang Laut (PRL), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Jumat (27/10), dalam pelatihan pengolahan sampah di Cirebon, Jawa Barat. Pelatihan tersebut merupakan rangkaian Gerakan Cinta Laut (Gita Laut) yang bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menjaga kelestarian sumber daya laut dan pesisir Indonesia.

Dikatakan, masyarakat harus semakin waspada karena sampah yang masuk ke laut (marine debris) umumnya mengandung plastik dan logam. Akumulasi dari sampah plastik di perairan pesisir dan laut Indonesia mengalami proses pelapukan dan terurai menjadi microplastic. Microplastic ini dapat terkonsumsi oleh ikan kecil, ikan sedang dan predator yang selanjutnya masuk ke dalam rantai makanan (food chain).

Microplastic mengandung zat karsinogen ini akan masuk dalam tubuh manusia melalui ikan yang dimakan. Apalagi, sampah plastik yang masuk ke laut di Indonesia menempati peringkat kedua di dunia,” katanya

Kekhawatiran Sapta tersebut diperkuat dengan penelitian pada tahun 2015 dari Universitas Hassanudin. Sebanyak 76 ikan yang diteliti dari 11 spesies, terbukti 28% ikan tersebut memakan microplastic ukuran 0.1–1.6 mm di Tempat Pemasaran Ikan (TPI) Poutere, Makassar. Selain itu, University of California, Davis (UC Davis) yang meneliti 64 ikan dari 12 spesies dan 12 kerang-kerangan, terbukti 67% ikan dan 25% kerang-kerangan tersebut memakan microplastic ukuran 0.3 – 5.9 mm di Pasar Ikan Halfmoon Bay, California.

“Ini membuktikan bahwa ikan yang terkontaminasi sampah plastik terus meningkat sehingga konsumen harus semakin waspada,” tegasnya.

Sekretaris Direktorat Jenderal (Sesdirjen) PRL KKP Agus Dermawan memperkuat kekhawatiran soal ikan yang terkontaminasi sampah plastik. Berdasarkan laporan dari Bank Dunia Tahun 2015, marine debris yang didominasi oleh sampah plastik di Indonesia diperkirakan menduduki peringkat ke-2 di dunia yaitu sekitar 1,29 juta metrik ton/tahun. Posisi teratas ditempati Tiongkok dengan sampah plastik mencpai 3,53 juta metrik ton/tahun.

“Dengan posisi Indonesia dan jumlah sampah plastik yang cukup banyak maka ikan yang terkontaminasi cukup besar,” katanya.

Untuk mengatasi marine debris, Agus dan Sapta menjelaskan perlunya upaya terintegrasi antara berbagai kementerian/lembaga di pusat dan pemerintah daerah, dunia usaha serta masyarakat. KKP melakukan upaya Gerakan Bersih Pantai dan Laut (GBPL) melalui rangkaian kegiatan sosialisasi, edukasi, pelatihan dan pendampingan.

Pada Sabtu (28/10) di Pantai Kejawanan, Kota Cirebon, KKP menggelar GBPL sebagai bagian dari kampanye Gerakan Cinta Laut (Gita Laut). Rangkaian Gita Laut ini juga mengadakan Jambore Pesisir 2017 yang melibatkan 400 anggota Pramuka dari sejumlah sekolah di Cirebon. [AF-02]

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*