Bidik Papua Barat dan NTT, Jokowi Target Swasembada Jagung 2024

Ilustrasi lahan
Ilustrasi lahan (agrifood.id)

Jakarta, AF – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menargetkan Indonesia bisa swasembada jagung pada 2024. Pemerintah tengah melakukan berbagai upaya untuk mencapai target tersebut, termasuk intensifikasi dan ekstensifikasi lahan pertanian jagung.

Dikatakan, Indonesia perlu melakukan diversifikasi pangan sehingga tidak hanya tergantung pada beras. Dua komoditas pangan yang saat ini tengah ditingkatkan produksinya oleh pemerintah adalah jagung dan sorgum. “Telah kita mulai, kemarin di Waingapu sorgum, di NTT sorgum, dan beberapa provinsi (mulai tanam) jagung,” kata Joko Widodo setelah menerima penghargaan dari International Rice Research Institute di Istana Negara, Minggu (14/8/2022).

Jokowi mengatakan, sebelumnya impor jagung mencapai 3,5 juta ton. Saat ini, Indonesia mampu mengurangi impor jagung hingga mencapai 800 ribu ton. “Ini sebuah lompatan besar, dan kita harapkan tidak impor jagung dalam dua atau tiga tahun lagi,” ujarnya.

Dia mengatakan, pemerintah berkomitmen untuk meningkatkan produksi dan menjamin kecukupan pangan di tengah ancaman krisis pangan. Tidak hanya memenuhi kebutuhan dalam negeri, Indonesia juga diharapkan bisa menjadi pemasok kebutuhan pangan dunia. Sebelumnya, Jokowi telah meminta jajarannya untuk memperluas lahan jagung sebesar 86 ribu hektare. Hal ini sesuai dengan hasil rapat terbatas antara sejumlah menteri dan Jokowi pada Senin (1/8).

“Yang dimintakan 141 ribu hektare dan 86 ribu hektare merupakan lahan baru,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam rapat terbatas di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (1/8/2022).

Upaya ini dilakukan lantaran harga jagung global berada di angka US$ 335 per ton atau setara Rp 5 ribu per kilogram. Selain itu, peningkatan produksi dilakukan di tengah terbatasnya ekspor jagung di Cina dan India. Adapun, lahan jagung yang akan diperluas berada di Papua, Papua Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Maluku Utara, dan Kalimantan Utara.

Selain pembukaan lahan baru, Kepala Negara juga mendorong intensifikasi, ekstensifikasi, hingga peningkatan pemasaran. Salah satu upaya yang dilakukan dalam ekstensifikasi adalah dengan mendorong bibit hasil rekayasa genetik (GMO) ataupun hibrida. Pemerintah juga telah mendorong bibit unggul hibrida jagung yang dapat memproduksi antara 10,6-13,7 juta ton per hektare. Airlangga mengatakan, ada 14 varietas yaitu Pertiwi 3 F1, Bisi, NK Perkasa, Singa, Bima, Dahsyat, P36 dan lainnya.

“Artinya hibrida ini berbasis hibrida nasional,” ujar dia. Berdasarkan data Food and Agriculture Organization (FAO) yang dipublikasikan Kementerian Pertanian (Kementan), rata-rata produksi jagung Indonesia pada 2014-2018 sebesar 24,27 juta ton. Capaian produksi jagung Indonesia tersebut berkontribusi sebesar 2,19% terhadap produksi jagung dunia. [AF/KP] agrifood.id@gmail.com

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*