Bogor, AF – Selain ruang diskusi dan perpustakaan, masih ada lagi tempat untuk bisa ngumpul bersama. Lobby utama SB IPB, kantin Ibu Sayang, dan saung. Lobby utama biasanya cenderung formal karena sangat strategis dan dilintasi banyak orang. Kantin Ibu Sayang hanya dibuka sampai jam 16an WIB. Salah satu tempat yang banyak diminati oleh komunitas kampus SB IPB adalah saung kampus. Ada tiga saung yang dibangun di dalam gedung lama SB IPB, dengan kapasitas masing-masing 4-6 orang. Ketiga saung tersebut cukup sejuk dan adem sehingga sangat menarik bagi mahasiswa. Ada beberapa yang menikmati saung itu dengan kopi dan teh gratis yang rutin disediakan pihak kampus. Jarak saung dengan ruang diskusi relatif berdekatan dengan tempat menyeduh kopi dan teh yang sudah disiapkan.
Bobby-Kahiyang, Bermula di Kampus Gunung Gede IPB (Bagian 1)
Keunikan dan asyiknya saung tersebut ternyata menjadi tempat yang romantis bagi Bobby dan Kahiyang. Dalam sebuah video-blogging (vlog atau vlogging), keduanya sepakat menjawab saung kampus, ketika ditanya tempat paling favorit. Dalam video yang diunggah pada 18 September 2017 lalu, Kaesang Pangarep yang juga adik Kahiyang, memandu berbagai pertanyaan di media sosial terkait Bobby dan Kahiyang.
“Tempat favorit ngedate dimana?” tanya Kaesang dalam sepenggal video tersebut.
“Saung kampus,” jawab Bobby. Lalu Ayang pun menambahkan, “Iya, sambil ngerjain thesis ya” ujarnya.
Video berjudul “QnA: Aku Mas Bobby dan Mbak Ayang” yang diunggah ke Youtube itu juga terungkap bagaimana keduanya menjalin kisah cinta. Kaesang bertanya siapa yang suka lebih dulu. Ayang mengaku bahwa Bobby-lah yang pertama kali tertarik pada Ayang.
“Nah, dia ini yang awal suka sama aku, ngejar-ngejar aku,” ujar Ayang sambil menunjuk calon suaminya. Bobby tidak mau kalah, dan meralat ucapan Ayang, bahwa sebenarnya Ayanglah yang berusaha mendekati Bobby dengan cara selalu mengajak belajar bersama.
“Dulu satu kelompok, kamu kayaknya yang minta belajar bareng terus. Yang ngajarin siapa,” ujar Bobby menggoda Kahiyang.
Menurut Bobby, kedekatan dirinya dengan Kahiyang berlanjut saat jalan-jalan ke Dufan bersama sesama teman kuliah IPB. “Trus ditembak (di Dufan)?” tanya Kaesang ke Kahiyang dan Bobby.
“Mana ada ditembak, enggak ditembak sama sekali,” jawab Kahiyang.
Ternyata, ada pengakuan berbeda dari Bobby.
“Dulu dia cemburu, Sang,” ucap Bobby sambil menunjuk calon istrinya.
Kahiyang langsung tertawa sambil mendorong tubuh Bobby. Sambil bercanda, Kahiyang menutup mulut Bobby agar tidak membocorkan lebih banyak lagi.
Ahmad Saifi Athoillah selaku Ketua Kelas R55 mengatakan awalnya ketika Bobby-Kahiyang sudah jadian, hanya beberapa kawan dekat yang mengetahuinya. Beberapa waktu kemudian satu kelas pun mengetahuinya. “Kita kan kalau ada gosip cepat tahunya,” ujar Pii, demikian panggilannya.
Sayangnya, belum ada yang bisa menjelaskan siapa sebenarnya cukup berperan dalam mempertemukan keduanya. Demikian juga perjalanan ke Dufan yang semakin menebalkan rasa cinta Bobby-Kahiyang rupanya atas inisiatif kelas saja. Tidak diketahui persis siapa yang mengusulkan dan bagaimana sampai pilihannya jatuh ke Dufan. Benarkah kegiatan itu atas usulan bersama?
“Itu (ke Dufan) inisiatif kelas saja, tujuannya menambah keakraban sesama teman dan awarness kepada sesama,” ujar Pii.
Kisah cinta Putri Solo dan Anak Medan yang diikat di Kota Hujan ini mengingatkan penulis pada beberapa dekade silam bahwa IPB menjadi tempat bertemu semua siswa cerdas se-Indonesia. Bibit-bibit muda dari Sabang (Aceh) hingga Merauke (Papua), demikian juga Miangas (Sulawesi Utara) sampai Rote (Nusa Tenggara Timur (NTT) dikader menjadi generasi unggul penerus bangsa. Apalagi, IPB menjadi salah satu kampus strategis karena disinilah bangsa Indonesia menaruh harapan untuk menegakkan kedaulatan pangan. Presiden Soekarno ketika meletakkan batu pertama di IPB 27 April 1952 sudah menegaskan bahwa pertanian atau pangan menjadi mati hidupnya bangsa Indonesia. Semoga IPB tidak lagi diidentikan sebagai kampus yang melahirkan dan memelihara paham-paham radikalisme, tetapi selalu konsisten dengan semangat mewujudkan kedaulatan pangan.
Bobby-Kahiyang, dari Ruang Diskusi hingga Perpustakaan Kampus (2)
Perhelatan menjelang 8 November nanti tentu menjadi sorotan nasional. Jutaan penonton dan ribuan undangan dari berbagai kalangan akan menghadiri pernikahan tersebut untuk merayakan lahirnya bahtera keluarga baru Bobby-Kahiyang. Semoga, IPB yang telah mempertemukan mereka pun ikut membenahi diri dan senantiasa kembali kepada ‘khittah‘nya, bersamaan dengan sebentar lagi akan ada pemilihan rektor baru. Kemana IPB berlabuh sangat ditentukan oleh nahkoda rektor yang nantinya dipilih oleh Presiden Joko Widodo melalui Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Muhammad Nasir. [Heri SS]
Be the first to comment