Labuan Bajo, AF – Kunjungan wisatawan yang terus meningkat ke Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusantara Tenggara Timur (NTT) memberikan berdampak positip pada sejumlah aspek ekonomi. Namun, perlu diantisipasi dengan meningkatkan pelayanan dan menjaga kebersihan destinasi agar wisatawan dapat menikmati keindahan wisata Komodo. Salah satu persoalan yang perlu mendapat perhatian serius adalah persoalan sampah, terutama dari plastik kemasan makanan dan minuman. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus mendorong gerakan cinta laut (Gita Laut) agar masyarakat peduli dalam menjaga laut dan pantai tidak dicemari sampah. Salah satu aktivitas yang dilakukan adalah aksi bersih pantai dan laut.
Akhir pekan lalu, KKP dan jajaran satuan kerja perangkat daerah (SKPD) Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Manggarai Barat, yang didukung lembaga swadaya masyarakat (LSM) Indonesian Waste Platform (IWP) dan Trash Hero Komodo melakukan aksi bersih pesisir dan pantai Labuan Bajo.
“Aksi bersama ini untuk mendorong kepedulian terhadap destinasi Labuan Bajo yang sudah mendunia. Jangan sampai wisatawan tidak betah untuk datang dan menikmati Komodo dan keindahan sekitarnya,” kata Direktur Pendayagunaan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil KKP Balok Budyanto, saat pembukaan aksi bersih pesisir dan laut di Labuan Bajo, Jumat (29/9).
Menurut dia, isu pencemaran sampah di Labuan Bajo perlu menjadi perhatian bersama seluruh komponen masyarakat karena membawa dampak negatif terhadap pengembangan industri patiwisata. Pulau Komodo dengan habitat binatang purba raksasa komodo (varanus komodoensis) harus mempunyai daya dukung yang bagus sehingga ikon pariwisata dunia tetap dipertahankan.
Dikatakan, wilayah pesisir dan laut masih dianggap sebagai keranjang sampah sehingga menjadi tempat pembuangan limbah rumah tangga hingga berbagai aktivitas di laut dan pesisir. Aksi serentak bersih pantai dan laut di Labuan Bajo dimulai dari titik Kampung Ujung, pasar pesisir hingga pelabuhan fery Labuan Bajo. Kegiatan ini juga dirangkai dengan sosialisasi, edukasi, pelatihan dan pendampingan.
Nina van Toulon yang mewakili Indonesia Waste Platform (IWP) mengatakan pihaknya sangat prihatin dengan maraknya sampah plastik, terutama dari makanan dan minuman (mamin), di pantai-pantai dan peraian sekitar Labuan Bajo. Kesadaran dari masyarakat dan wisatawan harus terus ditingkatkan sehingga sampah kemasan mamin tersebut tidak dibuang di sembarang tempat. “Kita perlu mengapresiasi aksi bersih pantai tersebut, tetapi sangat penting untuk menjaga kebelanjutannya sehingga kebersihan pantai dan perairan Labuan Bajo serta kawasan Komodo tetap terjaga,” ujar wanita asal Belanda ini.
Bupati Manggarai Barat Agustinus Ch Dula ketika membuka acara bersih pantai mengataan aksi bersama KKP ini menjadi salah satu daya dorong menjaga lingkungan pantai dan pesisir. Pemkab Manggarai Barat telah memiliki peraturan daerah (Perda) yang mengatur tentang penanganan dan pengelolaan kebersihan pesisir dan pantai. Bahkan, dari perda itu telah dikeluarkan instruksi bupati sebagai tindak lanjut dari peraturan tersebut. [AF-02]
Mesti ada peraturan khusus dan sistem yang bisa dibangun sebab kalau hanya dengan gelar kegiatan seperti ini tidak akan merubah keadaan yang ada. Semoga semua stakeholder dan pemerintah bisa mengatasi persoalan sampah yang hampir ada diseluruh TNK dan wilayah pesisir Labuan Bajo. Perda dan kontrol pemerintah bisa mengatasi persoalan sampah yang ada. Saya melihat kapal – kapal wisata di taman nasional Komodo selalu membuang sampah oleh ABK kapal ditengah laut. Penggunaan botol mineral juga menjadi salah satu penyebab munculnya sampah plastik di perairan TNK. Jika penertiban dilakukan serta di iringi dengan pendidikan kepada ABK kapal wisata maka itu akan mengurangi sampah yang ada.
Semoga
Terima kasih telah meningkatkan kesadaran. Ini adalah masalah seperti itu dan kami telah mencoba untuk bekerja dengan orang-orang yang bersedia membantu. Saya tahu pahlawan sampah melakukan pekerjaan yang baik di Labuan Bajo.