LPMAK Cari Investor Kelola Pabrik Sagu, Perhutani Siap Produksi

Pohon sagu ditebang dan diolah menjadi tepung.

Timika, AF – Upaya mendorong pengolahan sagu di Papua dan Papua Barat terus ditingkatkan. Setelah
Presiden Joko Widodo meresmikan beroperasinya pabrik sagu milik Perum Perhutani di Sorong Selatan, Papua Barat pada awal Januari 2015 lalu, kini muncul usaha-usaha sejenis. Salah satunya, Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro sedang mencari investor untuk mengelola pabrik pengolahan tepung sagu di Kampung Keakwa, Distrik Mimika Tengah, Mimika, Papua.

Sekretaris Eksekutif LPMAK Abraham Timang di Timika, baru-baru ini mengatakan pabrik pengolahan tepung sagu di Keakwa itu hingga kini belum beroperasi lantaran masih ada sejumlah dokumen dan persyaratan yang harus diselesaikan oleh LPMAK. “Kami harapkan semua persyaratan itu bisa diselesaikan tahun ini agar pabrik sagu di Keakwa bisa segera beroperasi,” kata Abraham awal pekan ini.

Dikatakan, beberapa persyaratan yang masih harus dilengkapi LPMAK yaitu perizinan analisis mengenai dampak lingkungan (amdal) dan izin pinjam pakai kawasan hutan lindung (mangrove) dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Setelah semua persyaratan tersebut terpenuhi, LPMAK berencana mencari investor yang bisa diajak kerja sama untuk mengoperasikan pabrik tersebut.

LPMAK menggelontorkan dana sekitar Rp 50 miliar untuk membangun pabrik pengolahan tepung sagu di Keakwa. Bangunan pabrik tersebut sudah diberkati oleh Uskup Timika Mgr John Philip Saklil Pr pada Oktober 2015. Lokasi pabrik sagu dibangun di bekas kampung lama Keakwa. Kampung lama itu dulu menjadi pemukiman penduduk Keakwa saat berlangsung Perang Dunia II.

Sementara itu, sejak diresmikan Jokowi, pabrik sagu milik Perum Perhutani di Distrik Kais, Kabupaten Sorong Selatan, Papua Barat sudah siap berproduksi. Dengan luas lahan konsesi hutan sagu seluas 15.000 hektare dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan‬, diharapkan memproduksi tepung sagu sebesar 100 ton per hari.

Dalam keterangan tertulisnya, Perhutani mengatakan dengan total investasi Rp 150 miliar, pabrik sagu Perum Perhutani itu ditargetkan akan memberikan kontribusi pendapatan ke perusahaan Rp 100 miliar per tahun. Hal itu sangat memungkinkan karena kualitas pohon sagu raja asal Papua bisa menghasilkan sagu rata-rata 900 kilogram per batang, beda dengan pohon sagu Malaysia yang rata-rata hanya menghasilkan tepung sagu maksimal 250 kg per batang.

Saat menyambangi Distrik Kais, Sorong Selatan, Presiden Joko Widodo berharap pabrik milik Perum Perhutani itu memberdayakan masyarakat sekitarnya. “Saya ingin ada pabrik tepung sagu ini bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya,” ujar Jokowi dalam sambutannya di lokasi pabrik sagu tersebut. [AF-03]

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*