Mamin Sumbang 80% Omzet Waralaba, Kembangkan Potensi Lokal

Beberapa merek waralaba Indonesia.

Jakarta, AF – Omzet bisnis waralaba tahun ini diperkirakan mencapai Rp 120 triliun. Dari jumlah itu, sebanyak 80% merupakan waralaba makanan dan minuman (mamin), sedangkan sisanya kecantikan, kesehatan, dan fashion.
Ketua Umum Perhimpunan Waralaba dan Lisensi Indonesia (WALI) Levita Supit mengatakan, bisnis waralaba masih menjanjikan di Indonesia karena pasarnya ditopang 250 juta jumlah penduduk. Setiap tahun bisnis waralaba selalu tumbuh dua digit dan selalu ada pemain baru.

Menurut dia, fakta yang menarik dari perkembangan bisnis waralaba di Indonesia adalah waralaba lokal bisa bersaing dengan asing, meskipun omzet waralaba asing lebih tinggi. Selain itu, persaingan antara asing dan lokal cukup sehat. Contohnya, omzet Mcdonald lebih tinggi dari omzet Bumbu Desa, meskipun sama-sama bergerak di sektor makanan.
WALI, kata Levita, mendukung waralaba lokal agar mengembangkan bisnisnya ke luar negeri dengan membuka gerai. Jika hal itu dilakukan, nilai tambah waralaba Indonesia semakin tinggi.

Secara terpisah, produk dan makanan lokal Jawa Timur berpotensi menjadi waralaba (franchise) agar bisa menandingi perusahaan asing yang saat ini masih mendominasi di tanah air. “Perusahaan franchise asing di Indonesia ini sekitar 400-an lebih, yang lokal hanya 120-an. Padahal Jawa Timur ini dalam bidang kuliner seperti rawon dan soto yang cukup dikenal potensinya besar, dapat diwaralabakan untuk mendongkrak potensi dan menyamakan dengan asing,” kata CEO Emeritus Asosiasi Franchise Indonesia (AFI) Anang Sukandar baru-baru ini.

Menurut dia, geliat pertumbuhan wirausaha di Indonesia semakin meningkat. Namun, menjadi entrepreneur atau wirausahawan memang tidak mudah, butuh perjuangan, usaha lebih dalam membangun dan menciptakan merek.
“Lihat saja franchise yang sudah sukses dari Surabaya, seperti Kebab Baba Rafi, ada juga Coffee Toffee yang mengangkat kearifan lokal mempromosikan kopi nusantara dalam produk usahanya bisa berkembang dengan pesat,” jelasnya.

Selain kuliner, produk seperti batik dari Jatim juga sangat berpotensi diwaralabakan. Bahkan jasa binatu, dan layanan kurir, juga sangat mungkin untuk menjadi usaha franchise yang sukses.

Sementara itu, untuk mendukung perkembangan waralaba, Reed Panorama Exhibitions kembali menyelenggarakan pameran Franchise And License Expo Indonesia (FLEI), Cafe and Brasserie Indonesia (CBI), dan Retail Solution Expo Indonesia (RSEI), yang tahun ini digelar 8 hingga 10 September di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta.

General Manager Reed Panorama Exhibitions James Boey mengatakan, sebanyak 450 merek dari 18 negara akan mengikuti pameran FLEI, CBI dan RSEI. FLEI merupakan pameran industri waralaba yang bisa dijadikan sebagai platform untuk mengembangkan bisnisnya. CBI merupakan pameran untuk industri kafe, kafe yang merangkap restoran, dan pengusaha atau pemilik kafe. “Semua pelaku bisnis dari berbagai negara akan bertemu di event terbesar tahun ini,” ujarnya. [AF-03]

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*