Tingkatkan Produksi Udang, Labuan Bajo Butuh Revitalisasi Tambak

Lokasi tambak udang yang sedang dikembangkan di kawasan Gorontalo, Labuan Bajo, Manggarai Barat.

Labuan Bajo – Seiring dengan meningkatnya kunjungan wisatawan (domestik dan asing) ke Komodo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), konsumsi ikan dan udang di Labuan Bajo pun diprediksi bakal meningkat. Labuan Bajo juga memiliki potensi tambak tradisional yang sebenarnya bisa direvitalisasi untuk meningkatkan produksi udang.

Demikian disampaikan praktisi budidaya udang Angelus Nainggalas dan Direktur Ocean Watch Indonesia (OWI) Herman Jaya secara terpisah beberapa waktu lalu.

Angelus menjelaskakan bahwa potensi lahan dan tambak tradisional di pesisir Labuan Bajo dan sekitarnya masih sangat bagus untuk dioptimalkan lagi. Hal itu akan mendorong peningkatan produksi udang dan perikanan tambak lainnya sehingga bisa memenuhi kebutuhan turis dan masyarakat di Labuan Bajo.

Baca : Semaeo Biotrop Latih Guru untuk Kembangkan ‘School Garden’

Angelus mengakui revitalisasi lahan tambak tersebut tidak mudah dan sulit mengharapkan hanya dari para pelaku usaha. Untuk itu, perlu ada program khusus dari pemerintah sehingga menarik minat pembudidaya udang melakukan investasi.

“Ada beberapa lokasi yang bisa direvitalisasi sehingga bisa memproduksi udang atau komoditas tambak lainnya. Namun biaya untuk revitalisasi tersebut juga cukup besar,” ujar sarjana perikanan dari Institut Pertanian Bogor (IPB) ini.

Sementara itu Herman Jaya menjelaskan bahwa revitalisasi lahan tambak seharusnya menjadi tanggung jawab pemerintah sebagai bentuk insentif kepada pelaku usaha. Apalagi, program revitalisasi tambak itu sudah dicanangkan pemerintah sejak beberapa tahun lalu.

“Labuan Bajo memiliki potensi tambak tradisional yang bisa difungsikan kembali sehingga bisa memenuhi kebutuhan yang terus meningkat,” kata Herman.

Baca : Potensi Besar, Labuan Bajo Perlu Tingkatkan Produksi Udang

OWI menegaskan agar program revitalisasi itu diperluas sehingga bisa menjangkau daerah-daerah strategis, seperti Labuan Bajo, yang memiliki daya dukung dan pasar yang cukup bagus.

Seperti diketahui, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sejak beberapa tahun silam melakukan revitalisasi melalui perbaikan infrastruktur tambak untuk meningkatkan produktivitas. Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP Slamet Soebjakto mengatakan penataan kawasan budidaya terintegrasi dilakukan di sentra produksi budidaya dengan mengedepankan prinsip berkelanjutan. Selama ini infrastruktur dan lahan budidaya, khsususnya tambak tradisional, belum ditata dengan baik sehingga menurunkan tingkat produktivitas.

“Tambak-tambak tradisional butuh penataan karena cenderung memiliki infrastruktur buruk dan tata letak yang tidak beraturan,” kata Slamet pada awal Maret 2017 lalu.

Adapun salah satu prioritas program KKP adalah merevitalisasi kawasan perikanan budidaya melalui rehabilitasi saluran irigasi tersier untuk tambak udang vannamei dan kolam udang galah. Program revitalisasi akan difokuskan di 12 kabupaten.

Herman berharap agar program revitalisasi itu semakin diperluas sehingga potensi tambak di NTT bisa dioptimalkan lagi. Untuk itu, pemerintah daerah perlu lebih proaktif mencari informasi dan memberikan masukan kepada KKP sehingga program revitalisasi dan peningkatan produksi udang di Labuan Bajo bisa terwujud.

“Komitmen KKP harus diperluas sehingga daerah-daerah yang mempunyai potensi budidaya, termasuk udang, bisa diaktifkan lagi sehingga memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat,” tegas Herman. [AF-03]

1 Comment

  1. Bangunan D’Colonel dibangun dg konsep unik tp sayang tidak didukung makanan yg memadai. Ayam goreng hambar, pop corn chicken spt mkn tepung goreng tanpa rasa dan tanpa aroma.

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*