Bogor, AF – Institut Pertanian Bogor (IPB) merupakan salah satu kampus yang belakangan paling disorot terkait aktivitas radikalisme ideologi yang berseberangan dengan Pancasila. Berangkat dari kondisi itu, para alumni IPB mendorong berbagai pihak agar mencegah IPB dijadikan sebagai basis radikalisme.
“Pada dasarnya kami mendorong agar kampus IPB dan segala aktivitas terkait lainnya tetap dalam koridor kebangsaan dan semangat NKRI. Tidak perlu ada dominasi atau gerakan radikalisme yang justru melenceng dari visi dan misi IPB itu sendiri,” kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) Himpunan Alumni (HA) IPB Nelly Oswini di Bogor, Selasa (2/8).
Nelly menjelaskan para alumni memberi perhatian yang cukup besar dalam perkembangan IPB belakangan ini. Hal itu dipicu oleh kekhawatiran atas paham-paham radikalisme yang bisa dikatakan tidak relevan dengan dunia IPB.
“Sebagai alumni, kami sangat berharap agar IPB tidak dimanfaatkan oleh paham-paham radikalisme tertentu. Untuk itu, mulai dari dewan guru besar, rektor, para dekan dan jajaran fungsional lainnya bisa bergandengan tangan dalam membina mahasiswa dan aktivitas kampus,” ujar Nelly.
Pandangan senada disampaikan alumni muda IPB Yayat Dinar bahwa berbagai aktivitas radikal yang mulai mendominasi kampus IPB perlu dicegah secara tegas. Hal itu perlu kekompakan dari para pengajar (dosen), mahasiswa dan alumni itu sendiri. “Jangan sampai di permukaan seolah-olah mendukung pilar kebangsaan, tetapi secara diam-diam melakukan kaderisasi untuk radikalisme. Anasir-anasir seperti ini juga harus dibersihkan,” tegas mantan aktivis Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Bogor ini.
Pekan lalu, Wakil Rektor Bidang Sumber Daya dan Kajian Strategis Institut Pertanian Bogor (IPB) Hermanto Siregar, mengatakan ada enam staf pengajar IPB yang tergabung dalam kelompok Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Dia mengatakan keenam staf tersebut akan dilakukan pembinaan dan selalu dipantau. “Jika melakukan tindakan radikal akan kita tidak tegas,” ucapnya ketika ditemui di gedung Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Jakarta, pekan lalu.
Namun, Hermanto tidak merinci lebih jauh tentang identitas enam staf itu. Untuk membentengi mahasiswa IPB dari kelompok HTI yang sudah dibubarkan pemerintah dan juga kelompok-kelompok lain yang anti-Pancasila, para mahasiswa baru diwajibkan untuk tinggal di asrama, ujarnya.
Silaturahmi
Sementara itu, HA IPB Jakarta menggelar halal bi halal yang secara rutin digelar untuk semua alumni yang berada di Jakarta dan sekitarnya. Ketua HA IPB Jakarta Arif Budimanta menjelaskan kegiatan tersebut mengusung tema harmoni dalam kebersamaan. Forum ramah-tamah tersebut diharapkan bisa menjadi ajang silaturahmi untuk saling menguatkan jaringan dalam kerangka kebangsaan Indonesia.
“IPB harus mengutamakan intelektualitas dan integritas,” kata Wakil Ketua Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) ini dalam sejumlah kesempatan.
Untuk 2017 ini, halal bi halal HA IPB Jakarta digelar pada Rabu (2/8) malam ini di Financial Hall CIMB Niaga, Graha CIMB Niaga, Jl. Jenderal Sudirman Kav 58, Jakarta. Bagi yang berkenan hadir mohon mengisi konfirmasi kehadiran pada link berikut (1 Akun 1 Peserta) di bit.ly/hbhhaipb2017. Selain ramah-tamah, acara juga diramaikan dengan sejumlah doorprize dan hadiah menarik! [AF-03]
Be the first to comment