Jakarta, Agrifood.id – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kuhutanan (KLHK) menyatakan bahwa tren peningkatan sampah plastik menjadi ancaman sangat serius bagi kehidupan lingkungan jika ditangani secara normal tanpa ada peningkatan upaya.
“Kalau biasa-biasa saja menanganinya, maka persoalan sampah plastik ini jadi ancaman yang sangat serius bagi kehidupan lingkungan,” kata Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3) KLHK Rosa Vivien Ratnawati dalam Rapat Kerja Teknis Adipura Tahun 2019 di Jakarta, Selasa (23/7).
Dalam kesempatan itu, dia memperlihatkan tren peningkatan sampah plastik yang menunjukkan tren yang menurut dia sangat memprihatinkan. Pada 1995, komposisi sampah plastik tercatat hanya sembilan persen. Namun, seperti ditulis Antara, pada 2005 angka tersebut meningkat menjadi 11 persen dan terus meningkat sampai 16 persen pada 2016. Apabila tren peningkatan tersebut berjalan secara normal dengan penanganan yang biasa-biasa saja, persoalan sampah tersebut menjadi ancaman yang sangat serius bagi kehidupan lingkungan.
Baca : Produksi Botol Plastik Daur Ulang, Bagaimana Investasi Pabrik Danone-Aqua?
Menanggapi hal itu, Gideon W Ketaren yang juga Chief Strategi Officer PT Mounthrash Avatar Indonesia sepakat jika tidak ada terobosan inovatif maka sampah plastik tersebut menjadi masalah besar. Selain inovasi, hal yang paling mendasar dalam mengatasi persoalan sampah adalah perlunya revolusi mental dalam memberikan solusi kepada bangsa Indonesia.
Untuk itu, tegas alumnus Institut Pertanian Bogor (IPB) ini, pihaknya sedang mendorong sebuah aplikasi yang dinamakan Mounthrash yang bisa mengolah sampah menjadi aset yang bernilai ekonomi.
“Dimulai dengan revolusi mental dan memanfaatkan teknologi digital untuk mengubah cara-cara konvensional. Dengan aplikasi Mountrash, kami beri solusi soal sampah yang selama ini menjadi beban pemerintah dan masyarakat,” kata Gideon yang biasa disapa GWK ini.
Baca : Selamatkan Teluk Jakarta, Olah Botol Plastik dan ‘Sachet’ Bekas Minuman
Dikatakan, Mounthrash adalah salah satu usaha rintisan (startup) berbasis aplikasi digital untuk penanganan sampah di Indonesia mulai tahun 2019 hingga 2022 mendatang. Sekalipun sudah ada beberapa pihak yang membuat aplikasi penanganan sampah, khsusnya plastik, Mountrash dirancang dengan sejumlah keunggulan.
“Mountrash dikembangkan dengan beberapa keunggulan sehingga pemakai aplikasi ini bisa ditukar dengan uang, pulsa, iuran BPJS, PDAM, atau membayar rekening listrik. Masih banyak lagi model pembayaran yang akan memudahkan masyarakat,” ujar GWK.
Dia menjelaskan, pihaknya juga sudah berkolaborasi dengan jaringan bank sampah di sejumlah kota seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Malang, Medan, Makassar, dan kota-kota besar lain di Indonesia. Aplikasi Mountrash ini bisa diunduh oleh siapa saja di PlayStore, GooglePlay atau IOS. Aplikasi ini sudah terhubung dengan supplier (pengumpul), warehousing processor (gudang penyimpanan/pengolahan), transporter (pengiriman/penjemputan) dan industri (pembeli) sampah plastik, termasuk dengan jaringan pembayaran digital bank nasional, LinkAja. [AF-05]
agrifood.id // agrifood.id@gmail.com
Be the first to comment