Sering Ditampilkan Selama G20, SagoMee Jadi Referensi Pangan Alternatif

Fidrianto (kedua dari kiri) saat hadir dalam forum B20 (Ist)

Jakarta, Agrifood.id – Kekhawatiran pada krisis pangan dunia sering menjadi tema berbagai forum internasional. Demikian juga dalam sejumlah agenda menjelang dan selama pertemuan G20 di Indonesia. SagoMee merupakan salah satu pangan alternatif dengan bahan baku sagu yang sering dihadirkan dalam berbagai pertemuan G20.

Agrifood.id mencatat setidaknya ada sekitar empat agenda rangkaian jelang pertemuan G20 yang menampilkan SagoMee sejak beberapa bulan lalu. Terakhir, pendiri dan owner SagoMee yakni Fidrianto tampil dalam Investment Forum B20 pada Jumat (11/11/2022) lalu.

Baca : Austindo Jaya Akan Perkuat Bisnis Sagu

Dalam forum-forum tersebut diakui bahwa Sagomee adalah mie instan pertama di dunia dari bahan sagu yang merupakan pangan lokal asli Indonesia. Mi tersebut juga sudah teruji sebagai pangan yang sehat, bebas gluten (gluten free), rendah indeks glikemik (IG), dan merupakan prebiotik alami. “Ini merupakan mi dari bahan pangan lokal dan menjadi salah satu sumber pangan untuk dunia dari Indonesia. Banyak yang memberi apresiasi,” ujar Fidrianto selaku pimpinan PT Bangka Asindo Agri (BAA).

Baca : Australia Jajaki Sagu di Meranti untuk Plastik, Sorong Selatan Tagih Pabrik Perhutani

Saat berbicara dalam Investment Forum B20, Fidrianto menekankan pentingnya mengoptimalkan berbagai sumber pangan sehat untuk memenuhi kebutuhan manusia. Dengan berbagai upaya sejak satu dekade lalu, Fidrianto bersama sejumlah pihak telah menghasilkan inovasi mi dari sagu.

Pada 27-29 September 2022 lalu di Jimbaran, Bali, SagoMee mendapatkan kesempatan memperkenalkan mi instan pertama di dunia dari sagu kepada seluruh peserta G20 Agriculture Minister Meeting. Tema yang ditampilkan dalam rangkaian G20 itu adalah Sagoo As The Alternative Food to Tackle Food Insecurity.

Sebelumnya, Indonesia selaku Presidensi G20 juga menyajikan keragaman pangan kepada para delegasi Pertemuan Kedua Sherpa atau 2nd Sherpa Meeting di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Baca : LPMAK Cari Investor Kelola Pabrik Sagu, Perhutani Siap Produksi

Dari sejumlah forum internasional, termasuk G20, Fidrianto yakin bahwa permintaan pasar akan terus meningkat mengingat tepung sagu memiliki banyak keunggulan. Mulai dari bebas gluten sehingga baik dikonsumsi penderita autis dan auto imun. Dibanding tepung asal umbi-umbian lain, indeks glikemik (IG) tepung sagu hanya 40, lebih rendah dari beras merah dengan IG sebesar 50. “Artinya, konsumsi tepung sagu tidak berisiko tinggi menaikkan kadar gula darah di tubuh kita. Ini sudah teruji dengan sejumlah uji laboratorium,” ujarnya.

Seperti diketahui, SagoMee diluncurkan saat masa pandemi Covid-19 dan mendapat apresiasi banyak pihak, mulai dari konsumen hingga pimpinan pemerintahan, termasuk Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. . [AF-02] agrifood.id@gmail.com

Agrifood adalah portal pangan (pertanian, perkebunan, perikanan) serta industri makanan/minuman. Selain sumber informasi, Agrifood juga melayani berbagai jasa, seperti konsultasi, komunikasi dan promosi produk atau komoditas untuk industri, penguatan brand/merek/citra dan berbagai kerja sama lainnya. Info lebih rinci bisa hubungi 081356564448.

 

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*