2.600 Pedagang Implementasi Digitalisasi Pasar Tradisional Bersama ‘Etanee’

Para pedagang usai berkoordinasi untuk implementasi digitalisasi pasar tradisional di Cipanas, Cianjur, Jawa Barat

Cianjur, AF – Sebanyak 2.600 pedagang (pemilik kios) pasar tradisional di Cianjur, Jawa Barat, akan menerapkan program digitalisasi pasar tradisional. Implementasi tahap awal tersebut difasilitasi melalui aplikasi Etanee Food Marketplace yang bekerja sama dengan Asosiasi Pedagang Daging Domba, Ayam dan Sapi (APDDAS), pengurus Pasar Cipanas dan Pasar GSP di Cipanas, Cianjur, Jawa Barat.
CEO Etanee Cecep M Wahyudin yang juga penggagas ide ini mengatakan dalam tahap awal sebanyak 2.600 pedagang pasar tradisional tersebut sudah melakukan persiapan bersama Etanee Food Marketplace. Para pedagang akan memiliki kios digital online di Etanee Food Marketplace yang dapat diakses oleh konsumen dalam radius 5-10 kilometer (km) dari kawasan Pasar Cipanas.

Dikatakan, konsumen tidak perlu repot-repot datang untuk belanja ke pasar; namun cukup memilih kios, memilih produk yang ingin dibeli dan melakukan pembayaran secara transfer atau bayar di tempat (COD),” kata Cecep.

“Efek ekonomi dari proses digitalisasi pasar ini akan memperbesar akses pasar para pedagang. Artinya omzet pedagang akan naik berlipat karena selain mendapatkan omzet secara offline dari pembeli yang datang ke kios, juga dari penjualan secara online melalui Etanee Marketplace,” jelasnya.

Kemudian, lanjutnya, produk yang dibeli akan diantarkan oleh ratusan tukang ojek atau angkutan umum (angkot) yang juga sudah terhubung secara digital melalui aplikasi Etanee Delivery.
“Efek ekonomi lainnya membuka ratusaan peluang pekerjaan baru bagi tenaga pengantar produk, seperti terlibatnya para tukang ojek dan meningkatnya utilisasi angkutan umum di sekitar pasar Cipanas,” ujarnya.

Dalam program yang dinamakan Digitalisasi Pedagang dan Pelaku Usaha Pasar Tradisional Pasar Cipanas ini memberikan dukungan langsung bagi para pedagang pasar tradisional. Apalagi, para pedagang juga terhubung langsung dengan konsumen akhir. “Dulu ide ini mungkin dianggap aneh karena pedagang pasar hanya bisa melayani para pembeli yang datang langsung ke kios di pasar,” ujar Cecep.

Namun, hal itu sudah bisa diimpelemnetasikan dengan dukungan Etanee Food Marketplace sebagai teknologi digital yang memiliki kemampuan untuk menghubungkan pedagang-pembeli (supply-demand) walaupun dengan jarak berjauhan.

(Baca : Harga Daging Ayam Melambung, Aplikasi ‘Etanee’ Tawarkan Rp 31.000/Kg)

Aplikasi Etanee lebih dari sekedar e-commerce atau toko online. Secara model bisnis, Etanee menggabungkan tiga rantai bisnis utama yaitu rantai pasokan di hulu meliputi digitalisasi kegiatan produksi peternakan dan pertanian, lalu di rantai tengah manajemen logistic pasca-panen dan sistem distribusi yang menghubungkan channel dan pelaku usaha pangan secara langsung ke tangan konsumen akhir di bagian hilir. Aplikasi ini memberikan solusi kepada para konsumen jaman sekarang yang menginginkan berbelanja kebutuhan dapur dan makanan siap santap tanpa harus pergi ke luar rumah. Semua proses belanja cukup dikendalikan oleh jari jemari melalui telepon pintar (smartphone). [AF-02]

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*