
Denpasar – Sampah plastik semakin menjadi ancaman serius bagi lingkungan, termasuk laut dan pantai.
Salah satu agenda dalam Our Ocean Conference 2018 di Bali, 29-30 Oktober adalah soal sampah plastik, termasuk botol plastik dan kemasan. Ini memperjelas bahwa sampah plastik menjadi persoalan besar dan jika tidak diolah semakin merugikan banyak pihak.
Di tengah ramainya pembahasan sampah plastik, Bali PET Recycle yang juga pabrik pengolahan limbah yang didukung Danone Indonesia dan PT Namasindo Plas membangun kemitraan untuk mengolah sampah plastik.
Untuk wilayah Bali saja, Bali PET mampu mengolah 300 ton sampah plastik kemasan (botol) setiap bulan. Keberadaan Bali PET merupakan recycle business unit (RBU) yang mendapat dukungan penuh dari Danone Aqua, terutama Danone Indonesia.
Kemitraan itu mendapat apresiasi dari pemerintah, khususnya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang selama ini mengkampanyekan pantai dan laut yang bersih dari sampah, terutama sampah plastik. Salah satu kegiatan KKP tersebut dikenal dengan Gerakan Bersih Pantai dan Laut (GBPL).
Baca : Botol Plastik Sisa Minuman di Pelabuhan Muara Baru Diolah
Abduh Nurhidajat yang juga Plt Direktur Pendayagunaan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut, KKP mengatakan kemitraan Bali PET dan Danone itu perlu diperluas pada tingkatan area yang ditangani maupun pemberdayaan masyarakat.
“Kemitraan tersebut sangat diperlukan sehiingga upaya mengurangi sampah plastik semakin banyak yang terlibat dan mudah diatasinya,” ujar Abduh.
Baca : Mamin Lesu, Omzet Industri Kemasan Semester I Rp 50 Triliun
Karyanto Wibowo selaku Sustainable Development Director Danone Indonesia menyadari perlunya peran serta dari seluruh pihak termasuk industri dalam mengentaskan permasalahan sampah plastik di Indonesia. Terwujudnya Bali PET itu adalah salah satu upaya Danone mendukung terbentuknya 6 RBU di sejumlah daerah. Selain itu, berkolaborasi dengan beragam mitra melalui berbagai inisiatif, termasuk aktif mendorong komitmen #Bijakberplastik.
Selain di Bali dengan kapasitas pengolahan 300 ton plastik kemasan per bulan, Bali PET juga mengembangkan unit pengolahan di Lombok dengan kapasitas sekitar 100 ton per bulan.

David Tanos yang juga Corp Sales & Business Development Div Head PT Namasindo Plas mengatakan pihaknya juga terus mendorong agar aktivitas Bali PET ini semakin diperluas ke daerah-daerah lain. Semakin dikembangkan ke daerah-daerah lain maka komitmen bersama dalam mengurangi sampah plastik ini bisa terwujud.
Untu diketahui, plastik yang sudah diolah (dicacah) oleh Bali PET kemudian diproses dan didaur ulang oleh PT Namasindo Plas menjadi berbagai produk, terutama botol plastik daur ulang.
“Kami terus mendukung upaya sebagaimana yang sudah dilakukan bersama Bali PET dan Danone. Apalagi, kapasitas produksi pabrik di Bandung, Jawa Barat, masih bisa cukup besar,” jelasnya.
Be the first to comment