Bogor, Agrifood.id – Kehadiran kedai kopi di berbagai kota, termasuk kota hujan Bogor, Jawa Barat, terus meningkat. Di tengah marak dan ketatnya persaingan kedai kopi di pusat kota, Rumah Kopi Ranin menawarkan kenikmatan kopi yang menyatu dengan suasana pedesaan.
Berdiri sejak tujuh tahun lalu tepatnya pada April 2012, Rumah Kopi Ranin adalah salah satu pionir dari menggeliatnya kedia kopi (coffee shop) di Bogor. Di saat belum banyak yang mengenal aneka jenis kopi nusantara grade spesialiti, Rumah Kopi Ranin telah merintisnya. Salah satunya melalui program uji citarasa (public cupping) yang dilakukan secara terbuka untuk para pelanggannya.
Baca : IPB Buka Sekolah Kopi, Minat Mahasiswa Cukup Tinggi
Tidak mengherankan, jika Rumah Kopi Ranin menjadi rujukan utama bagi penggemar kopi yang berkunjung ke Kota Hujan Bogor. Kini di Kota Bogor, pertumbuhan kedai kopi begitu luar biasa banyaknya. Hingga Oktober 2019 lalu, diperkirakan sekitar 300 kedai kopi hadir dan melayani penikmat kopi di Kota Bogor dan sekitarnya. Sebagian tidak lagi ada di distrik kuliner utama, tapi kemunculan kedai kopi juga tumbuh di daerah perumahan. Rata rata diinisiatif anak-anak muda yang merintis dan ingin merasakan bagaimana menjadi entreprenur.
Baca : Air Minum Le Minerale Ekspor Perdana ke Singapura
Sejak awal berdiri, Rumah Kopi Ranin berada di pusat kota, tepatnya di Jalan Bangbarung lalu pindah ke Jalan Kresna Raya Indraprasta sehingga konsepnya pun seperti tempat ngopi kebanyakan. Namun, sekitar 2017 akhir ketika berpindah lokasi ke Jalan Alternatif IPB, Kampung Carang Pulang, Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, konsepnya pun berganti.
“Tempat ngopi ini menjadi Rumah Kopi Ranin yang bernuansa pedesaan, layaknya rumah petani kopi di desa-desa. Kenikmatan kopi lebih lengkap dan menyatu dengan desa dan petaninya,” ujar Co-Founder Rumah Kopi Ranin, Tejo Pramono.
Harus diakui, perubahan konsep tersebut merupakan langkah berani ketika semua kedai kopi berlomba-lomba menjaring konsumen sebanyak-banyaknya. Dengan lokasinya yang jauh dari pusat kota dan berada di kawasan hutan pada area belakang kampus Institut Pertanian Bogor (IPB), konsumen perlu menyadari pentingnya kopi dan menghargai jerih payah petani.
“Setiap penikmat kopi harus tahu darimana dan oleh siapa kopi itu berasal,” kata pria yang pernah aktif memperjuangkan nasib petani di Eropa, Amerika Latin dan Afrika ini.
Rumah Kopi Ranin dilengkapi tiga rumah kayu di area yang dikelilingi hutan dan Sungai Ciapus, anak sungai Cisadane, lalu ada deretan kursi alami dari kayu dan yang terbuat dari drum atau kursi besi. Di depan kursi dan rumah panggung besar ada hamparan sawah, tanaman kopi dan pepohonan. Rumah panggung ini dilengkapi meja-meja dari mesin jahit edisi lama.
Dan, yang tidak kalah penting, ada poster Peta Citarasa dan Aroma Kopi Nusantara, yang merupakan hasil karya dari tim Rumah Kopi Ranin sendiri. Bagi pengunjung yang baru pertama kali, tidak mudah untuk mengenali lokasi kedai tersebut karena keberadaannya di bawah tebing pinggir jalan.
Baca : Peta Cita Rasa dan Aroma Kopi Diluncurkan ‘Rumah Kopi Ranin’
Untuk pengguna mobil pasti menjadi petualangan tersendiri ketika masuk dan keluar dari kedai tersebut. Dari lahan parkir kendaraan, pengunjung akan melintasi anak tangga menuju rumah panggung utama yang dilengkapi dengan perkakas dapur jaman dulu, perapian kayu bakar, lesung menumbuk padi, serta mesin roasting biji kopi sebelum masuk mesin giling.
Baca : Ekspansi Kopi Instan, Mayora Serap Obligasi Rp 555 Miliar
Rumah Kopi Ranin yang didirikan Tejo Pramono dan Uji Sapitu, keduanya alumni IPB, memang mengutamakan cita rasa kopi yang diolah dan diracik sendiri, serta langsung diambil dari petani kopi di berbagai daerah. [AF-03]
agrifood.id // agrifood.id@gmail.com
Be the first to comment