
Tangerang, Agrifood.id – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menggagas program Indonesia Spice Up The World untuk memperluas pemasaran produk bumbu, makanan dan rempah khas Tanah Air. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengajak Swiss German University (SGU) dan jaringan International Conference of Food Agriculture and Natural Resources (IC-Fanres) menopang program yang melibatkan berbagai kementerian dan lembaga tersebut.
Sandiaga mengatakan program tersebut melibatkan 4.000 restoran yang tersebar di seluruh dunia dan akan berlangsung hingga 2024 mendatang.
Baca : Buang Rp 1,2 Miliar Per Bulan, Sukabumi Perlu Industri Pengolahan Singkong
Baca : Siemens Dukung Digitalisasi Industri Makanan dan Minuman
“Saya mengundang Fanres dan Swiss German University untuk ikut bergabung dalam program ini,” kata Sandi saat menjadi keynote speaker pada kegiatan IC-Fanres ke-6 yang diselenggarakan SGU dan Fanres International Network, Rabu (4/8/2021).
Dia menjelaskan, melalui program Indonesia Spice Up The World, sejumlah makanan khas Indonesia diekspor ke mancanegara, terutama gado-gado, soto, sate, nasi goreng, dan rendang. Sandiaga berharap program ini berpengaruh terhadap ekonomi dengan menyumbangkan US$30 miliar atau sekitar Rp 43 triliun dalam tiga tahun ke depan. Sejalan dengan itu, pariwisata yang sempat terkubur akibat pandemi akan dihadirkan kembali dengan kualitas yang lebih baik dan ramah lingkungan.
Baca : Didominasi Rasa Sintetis, Israel Garap Vanili dengan Smart Farming
“Kita harus bergerak cepat, bersama dalam kolaborasi pada saat dan setelah pandemi. Secara khusus mendorong lima destinasi wisata super prioritas yaitu Danau Toba, Borobudur, Labuan Bajo, Mandalika, dan Likupang,” kata Sandi.
Selain Sandiaga, IC-Fanres 2021 selama 4-5 Agustus 2021 dihadiri Deputi Pengembangan Riset dan Pengembangan Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) Prof Dr Ismunandar dan Kepala Badan Ketahanan Pangan Dr Ir Agung Hendriadi, kemudian Dr.rer.nat Filiana Santoso selaku Rektor SGU serta Chris Kanter dan Frans Tsai mewakili Yayasan SGU.
Baca : Berbasis Kearifan Lokal, Herbal Indonesia Perlu Sentuhan Teknologi
Konferensi juga mengundang 15 pembicara internasional dari Jepang, Jerman, Amerika Serikat, Thailand, Malaysia, Indonesia, dan serta diaspora Indonesia untuk membawakan presentasi inovasi pangan dan sumber daya alam. Acara ini didukung Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan Indonesia (PATPI) dan Perhimpunan Penggiat Pangan Fungsional dan Nutrasetikal Indonesia (P3FNI) dan disponsori PT Sewu Segar Primatama (Re-Juve), PT Deltomed Laboratories, dan PT Kaltim Methanol Industri. [AF-02] agrifood.id@gmail.com
Agrifood adalah portal media pangan dan seputar industri makanan/minuman. Selain sumber informasi, Agrifood juga melayani berbagai jasa dan aktivitas, seperti konsultasi, event, komunikasi dan promosi produk atau komoditas industri, penguatan brand/merek/citra dan berbagai kerja sama lainnya. Info lebih rinci bisa hubungi 081356564448
Be the first to comment